BAB I
PENGERTIAN DAN TUJUAN FILSAFAT DAKWAH
A. Pengertian
Filsafat Dakwah
Kata falsafah atau filsafat
dalam bahasa Indonesia
merupakan kata serapan dari bahasa Arab “فلسفة”, yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa
ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia
= persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga
arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang
dipungut dari bahasa Belanda
juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya.
Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.[1]
Menurut istilah, filsafat adalah ilmu
istimewa yang menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa, karena masalah-masalah termaksud diluar atau di atas
jangkauan ilmu pengetahuan biasa.[2] Dalam arti praktis filsafat
mengandung arti alam berfikir/alam pikiran, sedangkan berfilsafah ialah
berfikir secara mendalam atau radikal atau dengan sungguh–sungguh sampai
keakar-akarnya terhadap suatu kebenaran atau dengan kata lain berfilsafat
mengandung arti mencari kebenaran atas sesuatu.[3]
Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa
Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau
mengajak. Ism fa’ilnya (red. pelaku) adalah da’I yang berarti pendakwah. Di
dalam kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam disebutkan makna da’I sebagai
orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau mazhabnya .
Merujuk pada Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz
(2009:6), kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil, mengundang,
minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,
menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. Dalam Al-Quran
kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali.[4]