Sabtu, 08 Juni 2013

KOMUNIKASI DAKWAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Dilihat dari segi bahasa kata dakwah mengandung arti proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.Di dalam prakteknya dakwah tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi, bahkan dakwah merupakan proses komunikasi.
Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya..Kecenderungan umum keilmuan komunikasi pada dasarnya dilatarbelakangi oleh sifat komunikasi yang bisa masuk dalam setiap keilmuan serta kebutuhan keilmuan-keilmuan lain tersebut dengan pengetahuan komunikasi.Sehingga adanya keterkaitan komunikasi dengan dakwah yang merupakan proses atau kegiatan mengajak ( menyampaikan pesan) hanya kepada Allah penting serta aspek- aspek yang ada didalamnya penting untuk dikaji.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan komunikasi dakwah?
2.      Apa dasar dan hukum komunikasi dakwah?
3.      Bagaimana hubungan proses komunikasi dengan penyampaian pesan dakwah?
4.      Apa tujuan komunikasi dakwah?
5.      Apa saja unsur-unsur dalam komunikasi dakwah?
  1. Bagaimana karakteristik proses komunikasi dakwah?
  2. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah?
  3. Bagaimana model-model komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah?
9.      Bagaimana prinsip komunikasi dakwah?
10.  Bagaimana teknik dalam komunikasi dakwah?

C.      TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi dakwah
2.      Untuk mengetahui dasar dan hukum komunikasi dakwah
3.      Untuk mengetahui hubungan proses komunikasi dengan penyanpaian pesan dakwah
4.      Untuk mengetahui tujuan komunikasi dakwah
5.      Untuk mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi dakwah
6.      Untuk mengetahui karakteristik proses komunikasi dakwah
7.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah
8.      Untuk mengetahui  model-model komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah
9.      Untuk mengetahui prinsip komunikasi dakwah
10.   Untuk mengetahui teknik dalam komunikasi dakwah













BAB II
KOMUNIKASI DAKWAH
A.     PENGERTIAN KOMUNIKASI DAKWAH
Komunikasi dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsurnya disesuaikan visi dan misi dakwah. Menurut Toto Tasmara, bahwa komunikasi dakwah adalah suatu bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang komunikator menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan ajaran al Qur’an dan Sunnah, dengan tujuan agar orang lain dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Jadi dari segi proses komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya, tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan komunikasi pada umumnya yaitu mengharapkan partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan-pesan yang disampikan oleh pihak komunikator sehingga pesan-pesan yang disampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkah laku yang diharapkan, sedangkan tujuan komunikasi dakwah yaitu mengharapkan terjadi nya perubahan atau pembentukan sikap atau tingkah laku sesuai dengan ajaran agama Islam.
Harold D. Lasswell pernah mengungkapkan suatu pertanyaan untuk terpenuhinya suatu komunikasi melalui kata-kata bersayab, yaitu:who says what to whom in what channel with what effect.
Apabila pertanyaan tersebut diatas dapat kita jawab, maka komunikasi dapat kita jawab, komunikasi dakwahpun dapat memenuhi criteria tersebut:
Who                            : Setiap pribadi muslim
Says what                   :  Kepada manusia pada ?
In what Channel        : Memakai media atau saluran dakwah apa saja yang
syah secara hokum?
With what Effect        : Terjadinya perubahan dalam pengetahuan
pemahaman dan tingkah laku atau perbuatan  (amal shaleh) sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikasi.
            Dengan demikian unsur-unsur serta proses komunikasi dakwah hampir sama dengan unsur-unsur dan proses komunikasi pada umumnya.

B.     DASAR DAN HUKUM KOMUNIKASI DAKWAH                            

Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan komunikasi dakwah didalam lingkup mahasiswa adalah:
ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون{الامران 104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imron:104)
منرأمنكم منكراﻓﻠﻳﻐﻴﺮﻩﺑﻴﺩﻩﻓﺄنلم يستطع فبلسا نه ﻓﺄن لم ﻳﺴﺘﻃﻊﻓﺒﻘﻠﺒﻪسوﺫﻟﻚﺍﺿﻌﻑﺍﻻﻳﻣﺎﻥ
Artinya: “ barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya, apabila ia tidak sanggup, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman” (H.R. Bukhari)
C.      HUBUNGAN PROSES KOMUNIKASI DENGAN PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Proses penyampaian pesan dakwah berkaitan erat dengan proses komunikasi. Sebagai ahli dibidang komunikasi dan praktisi dakwah, Jalaluddin Rakhmat memandang kemajuan dibidang ilmu moderen harus disambut oleh para juru dakwah dalam mengembangkan Islam. Dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsuang, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan.
Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung.

D.     TUJUAN KOMUNIKASI DAKWAH

Islam adalah agama yang berorientasi kepada amal shaleh, dan menghindarkan pemeluknya maupun bukan pemeluknya dari perbuatan atau amal yang munkar. Amal shaleh yang dimaksudkan sudah barang tentu semua tingkah laku yang selaras sesuai dengan pedoman-pedoman dasar agama,yaitu al Qur’an dan Sunnah Rosulullah
Salah satu tugas Rosulullah Muhammad SAW adalah membawa amanah suci berupa menyempurnakan akhlak yang mulia kepada manusia. Dan akhlak yang mulia ini tidak lain adalah Al Qur’anul karim itu sendiri sebab hanya kepada Qur’an sajalah setiap pribadi muslim itu berpedoman.tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik individu maupun masyarakat. Allah berfirman:
والله يدعو الى الجنة والمغفرة باذنه ويبين ايته للناس لعلهم يتذكرون (البقرة: 221)
                  Artinya: “Dan Allah menyeru kepada jalan ke surga dan ampunan dengan izin-Nya, dan dia menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar manusia memperoleh pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah:   221)
Firman Allah tersebut secara tegas mengajak manusia agar senantiasa beramak shaleh yang menyebabkannya dapat memasuki surga Allah.Disamping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada ampunan-Nya, jangan menyekutukan-Nya serta jangan memenuhi hawa nafsu.
Terwujudnya Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh alam, tidak lepas dari usaha aktivitas dakwah itu sendiri dari segi hirarki, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivatas dakwah. Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar seluruh pelaksanaan komunikasi dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan kepada siapa berdakwah dengan cara bagaimana dan sebagainya secara terperinci sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lain yang hanya disebabkan masih umumnya tujuan yang hendak dicapai.
Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya sekedar berkhotbah di masjid,tetapi dakwah merupakan suatu aktivitas pribadi muslim dalam segala aspeknya. Dakwah dapat menyorot semua bidang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi dakwah itu adalah:
1.      Bagi setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah berarti     bertujuan untuk melaksanakan salah satu kewajiban agamanya, yaitu Islam
2.      Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya   perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan (risalah) Alqur’an dan sunnah.
E.      UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI DAKWAH
Kalau diperhatikan secara seksama dan mendalam, maka pengertian dari pada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya, terletak pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya usaha agar tercapai tujuan tersebut yang meliputi unsur-unsur komunikasi dakwah yang telah dijelaskan diatas bahwa antara komunikasi dakwah dengan dakwah hampir sama oleh karena itu, unsur-unsur komunikasi dakwah sama isinya dengan unsur-unsur komunikasi dakwah. 
Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah:
1.      Subyek Komunikasi Dakwah
                  Suatu kegiatan dakwah akan mencapai tujuan komunikasi dakwah yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka membutuhkan beberapa persyaratan diantaranya Da’i, yang mempunyai tugas memberikan masukan-masukan demi terciptanya jiwa yang baik kepada sasarannya. Subyek dakwah atau Da’i itu sendiri berarti orang yang melaksanakan tugas-tugas dakwah.
            Menurut Ahmad Suyuti Da’i atau  مبالغ adalah berasal dari bahasa Arab  " بلغ– يبلغ"yang berarti orang yang menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat penerima dakwah.
                        Menurut Muriah dalam bukunya yang berjudul Metodologi Dakwah Kontemporer bahwa Da’i dibagi menjadi dua kriteria yaitu umum dan khusus. Secara umum adalah setiap muslim dan muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat tidak terpisahkan dari misinya dari sebagai penganut Islam sesuai dengan perintah "بلغو عنىولوآية". Sedangkan secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam dengan kesungguhan dan qodrah khasanah.
            Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Da’i adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam atau risalah Allah kepada seseorang atau kelompok sebagai sasaran dakwahnya dengan cara lisan, tulisan, ataupun perbuatan yang nyata.
F.      KARAKTERISTIK PROSES KOMUNIKASI DAKWAH
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah.Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Dalam pemikiran Jalaludin Rahmattentang komunikasi dalam persepektif dakwah bahwa dalam menyampaikan pesan dakwahnya Jalal telah menggunakan dua bentuk penyampaian pesan dakwah.Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunkan lisan atau ucapan.Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan.Dalam melakukan pendekatan kepada audiennya Jalal menggunakan beberapa pendekatan.Yaitu, persuasive dan koersif.
Adapun sifat dari pesan dakwah yang disampaikan oleh Jalal adalah Qaulansadidan (perkataan yang benar), qawlan balighan (perkataan, sampai), Qawlan maysura, Qawlanlayyinan, Qawlanma’rufan.Kata kunci ini yang menjadikan dasar kesamaan pemikiran Jalaluddin Rakhmat baik dalam bidang komunikasi ataupun dalam bidang dakwahnya.
Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun da’i. Adapun respon negatif adalah proses perlawanan sikap komunikan atau mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar.
Karakteristik dari Jalaluddin Rakhmat sendiri bisa menjadikan karya-karya serta pemikirannya mudah diterima dan diikuti oleh orang lain. Gaya penulisan yang tersendiri jalal menjadikan karyanya menjadi sesuatu yang mudah dikonsumsi orang tanpa memerlukan pemikiran yang tinggi.Dengan demikian pemikiran jalal bisa dipahami pada setiap tingkatan.
G.     BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah menurut komunikasi Dakwah Jalaludin Rakhmat mengungkapkan sebagaimana diuraikan diatas, adanya komunikasi verbal dan non verbal, hal initelah menghantarkan Jalalluddin Rakhmat menjadi seorang cendikiawan muslim yang pemikirannya mudah diterima pada semua golongan. Baik intelektual, politisi, akademisi, aktifis sampai pada jamaah pengajian.Selain itu karya-karya Jalal mudah dipahami oleh setiap pembacanya, hal ini menunjukkan kedalaman Jalal serta kemampuan dalam penerapan keilmuan komunikasi dan pemahaman agama yang dimiliki.
Bentuk dari komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Jalaluddin Rakhmat antara lain ; intra personal, Jalal mampu menerapkan apa yang disampaikan pada proses komunikasi dakwah kedalam aktifitas kehidupan sehari-harinya; inter personal, Jalal mampu berkomunikasi dengan orang-orang disekelilingnya melalui pendekatan psikologi yang dimilikinya serta kematangan dalam bidang komunikasi dakwah; komunikasi kelompok, baik secara langsung yaitu berhadapan dengan audien pada saat mengisi forum ilmiah atau pengajian ataupun secara tidak langsung melalui tulisan atau media televisi dapat dilakukan oleh Jalal; komunikasi massa dalam pemikiran Jalaluddin Rakhmat dituangkan dalam buku Psikologi Komunikasi.
Buku ini termasuk kategori the best seller.Pasalnya sampai sekarang ini sudah dicetak ulang 16 kali dengan 2 kali revisi, bahkan pihak penerbit sudah minta revisi yang ketiga kalinya guna cetak ulang yang ke 17. penilis ingin mengajak para pembaca untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan sesama manusia. Karena berdasarkan penelitian, sebagian besar ( sekitar 70 % ) waktu bangun dalam hidup kita ini digunakan untuk komunikasi. Dengan memahami sisi psikologis seseorang dan massa. Kita sanggup membuka “topeng” dan menjawab pertanyaan “mengapa”.Psikologi melihat komunikasi sebagi perilaku manusiawi, menarik, melibatkan siapa saja dan dimana saja dan kapan saja.
H.    MODEL-MODEL KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Model-model komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah yang dilakukan Jalaludin Rakhmat
1. Dakwah Bil-Lisan
Pertama, Dakwah Bil Lisan. Dakwahbil-lisan yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dilakukan dikampung tempatnya tinggal.Berbekal pengkaderan di Muhammadiyah dan training di Dar al-Arqam.
Bukan itu saja, selain aktif di Majlis Pendidikan Muhammadiyah kotamadya Bandung, Jalaluddin Rakhmat juga mengabdi di Majlis Tabligh Muhammadiyah Jawa barat.Selama menjalani studi di Amerika Serikat, kegiatan dakwah Bil Lisan Jalaluddin Rakhmat di lakukan dengan mengisi khutbah-khutbah jum’at. Di Bandung Jalaluddin Rakhmat selain sering menjadi khotib di tempatnya tinggal, ia juga sering diminta mengisi khutbah dmasjid Salman ITB Bandung.
2. Dakwah Bil-Qolam
Kedua, Dakwah yang di lakukan oleh Jalaluddin Rakhmat adalah menggunakan media massa sebagai media dakwahnya. Kehadiran Jalaluddin Rakhmat dengan visi Islam baru ternyata menjadi kecemasan masyarakat sekitarnya, sehingga Jalaluddin Rakhmat dilarang mengis pengajian di Bandung karena beliau dianggap sebagai agen syi’ah di Indonesia.Hal ini dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia Bandung. Larangan ceramah kepada Jalaluddin Rakhmat ternyata membuka pintu lain beliau dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Media massa, menjadi salah satu alternatif aktivitas dakwah dan penuangan fikiran-fikiran Jalaluddin Rakhmat.
Sebagai seorang yang ahli dalam bidang komunikasi, Jalaluddin Rakhmat patut disebut sebagai ahli komunikasi yang sepektakular.Hal ini terbukti dengan karya-karya Jalal yang selalu mengalami cetak ulang demi memenuhi kebutuhan konsumen. Buku Psikologi komunikasi yang pada tahun 2003 merupakan hasil dari cetakan ke 20, Islam Alternatif yang pada tahun 2003 mengalami sepuluh kali cetak, Islam Aktual yang pada tahun 2003 telah 14 kali mengalami cetak ulang adalah beberapa karya Jalal yang sangat luar biasa.
3. Dakwah Bil Hal
Ketiga, Dakwah yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dengan mendirikan yayasan yang bermisikan dakwah islam. Dakwah bil hal ini Jalal lakukan dengan mendirikan Yayasan Muthahari di Bandung, kemudian Yayasan Tazkiya Sejati di Jakarta, kemudian Jalaluddin Rakhmat mendirikan jamaah pengajianyang dinamakan IkatanJamaah Ahlu al-Bait Indonesia atau IJABI yang sekarang sudah tersebar sampai ke Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung,Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang, Banjarmasin, dan kota-kotadi Indonesia.
Untuk pengembangan dakwahnya, pada Oktober 1998 bersama-sama Haidar Baqir, Agus Effendy, Ahmad Tafsir, dan Ahmad Muhajir, Kang Jalal mendirikan Yayasan Muthahari yang bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah. Karena salah satu tujuan didirikan yayasan ini adalah “Menumbuhkan kesadaran Islami melalui gerakan dakwah yang direncanakan secara professional.
Sukses membangun Yayasan Muthahari di Bandung, Jalal kemudian melebarkan dakwahnya.Kali ini yang menjadi pilihan dalah ibukota Jakarta. Dengan dukungan dana dan fasilitas dari keluarga. H. Sudharmono mantan wakil presiden semasa Orde Baru, Kang Jalal mendirikan pusat kajian tasawuf dengan nama “Yayasan Tazkiya Sejati”, yang beralamat dikawasan perumahan elite Jl. Patra Kuning IX No. 6 Jakarta.
Menurut ustaz Syamsuri salah satu ketua, yayasan Tazkiya Sejati ini memiliki dua tujuan .Pertama, ingin memperkenalkan tasawuf kepada masyarakat perkotaan, Kedua, ingin membentuk manusia yang memiliki dua dimensi. Dimensi pertama, dia sadar akan dirinya, dan mau akan mengingat akan dosa-dosanya dan kembali bertobat kepada Allah. Dimensi kedua, punya kepedulian terhadap esama.Karena betapapun tinggi derajat manusia, jika dia tidak punya kepedulian terhadap sesame kedudukanya itu tidak ada artinya apa-apa.
Dengankata lain Tazkiya ingin membentuk manusiayang hubunganya dengan sesame baik (hablu min al-nas) dan hubungan dengan tuhan juga baik (habl min Allah). Adapun materi yang diajarkan di Tazkiya ini, khusus mengkaji tasawuf dan hal-hal yang berhubungan dengan persoalan sufistik, seperti perbedaan tasawuf dengan pseudo sufisme.Materi tasawuf itu sendiri dibagi menjadi dua.Satu, membicarakan tasawuf dalam perspektif Al-Qur’an dan sunah.Dua, berbicara tentang tasawuf pada masa tabiin. Sedang materi lainya sering ditawarkan adalah fadhilah surat yasin, al-fatihah, Tawashul, Tabarruk, macam-macam tharekat dalam tasawuf, dan lain-lain.
Disamping kedua yayasan itu, kini Kang Jalal juga memiliki jamaah baru, khusus bagi para penganut mazzhab syi’ah. Jamaah ini diberi nama IJABI, yang merupakan singkatan Ikatan Jamaah Ahlu al-Bait Indonesia, diman ini sebagai penggagas berdirinya, dan sebagai salah satu ketua Dewan Suro,. Jamaahnya kini sudah ada diberbagai kota seperti: Jakarta Bekasi, Bogar, Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang, Banjarmasin, dan kota-kota lain, baik dijawa maupun diluar jawa. Bahkan kini memiliki 13 cabang diseluruh Indonesia.
Dari uraian diatas jelas bahwa, Jalaluddin Rakhmat menggunakan tiga model dakwah: Bil Lisan, Bil Qolam, dan Bil Hal.Dalam melakukan aktifitanya, Jalaluddin Rakhmat mempunyai cirikahas tersendiri, inilah yang membuat keistimewaannya. Dengan mengawali cerita menganai kondisi Islam saat ini, jalal uraikan menggunakan bahasa yang halus dan menyentuh, selain itu Jalaluddin Rakhmat mampu menuangkan pemikirannya dalam aktualisasi diri dengan mendirikan yayasan yang membidangan dakwah Islam model sufi.
Komunikasi satu arah, Jalaluddin Rakhmat menyebut komunikasi demikian sebagai komunikasi yang biadab. Komunikasi dua arah, Jalaluddin Rakhmat menitik beratkan komunikan atau orang yang menyampaikan pesan dakwah untuk menjadian audiens atau orang yang sedang didakwahi sebagai mitra
Komunikasi dakwah bukan saja harus baik dalam hal isi (konten) atau pesan (the message, what), melainkan juga harus baik dalam hal cara (the way, how).
Prinsip Komunikasi Islam antara lain benar, baik, amar ma’ruf nahyi munkar, dan bersumberkan Quran & Hadits (“Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan bijak….”; “Bicaralah yang baik atau diam…”; “Bicaralah sesuai dengan kadar intelektualitas mereka…”; “… dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa mereka.” (QS. An Nisa’ [4] :63)
Gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam bersumberkan Al-Quran:
1.     Prinsip Qaulan Layyinan
Kata qaulan Layyinan disebutkan dalam QS Thaahaa: 44 , yang bebunyi,” Maka berbicaralah kamu berdua kepadanyna dengan kata kata yang lemah lembut , mudah mudahan ia ingat akan takut.”
Menurut Al-Maraghi Qaulan Layyinan berarti pembicaraan yang lemah lembut agar lebih dapat mnyentuh hati dan menariknya untuk menerima dakwah.Sedangkan menurut Ibnu kasir ,yang dimaksud layyinan ialah kata kata sindiran / bukan dengan kata kata terus terang.Dan menurut Al-Zuhaily mengatakan, “Maka katakanlah kepadanya (Firaun) dengan tutur kata yang lemah lembut(penuh persaudaraan) dan manis didengar, tidak menampakkan kekerasandan nasihatilah dia dengan ucapan yang lemah lembut agar dia lebih tertarik karena dia akan merasa takuk dengan siksa yang dijadikan oleh Allah melaui lisannya.” Maksudnya agar nabi Musa dan Nabi Harun meninggalkan sikap yang kasar.
Berdasarkan tiga pendapat diatas dapat disimpulakan Qaulan Layyinan memiliki makna kata kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar , sikap yang bersahabat, dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah.
Dengan kata kata Qaulan Layyinan, orang yang diajak berkomunikasi akan merasa tersentuh hatinya, tergerak jiwannya dan tentram batinnya , sehingga ia akan mengikuti kita.
Dari ayat Al-Hujurat ayat 2 , Luqman ayat 19, dan An-Nisaa ayat 158 dapat ditarik kesimpulan yakni :
a.       Larangan bekata keras, berarti bahwa suara yang bernada keras dan tinggi akan mendatangkan emosi yang berlebihan , mengundang setan, dan meruntuhkan akal sehat.
b.      Larangan berkata buruk, (kata kata yang kotor)
c.       Perintah berkata lunak, yang bernada sederhana.
2.     Prinsip Qaulan Sadidan
Qaulan Sadidan artinya pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, dan tidak berbeli-belit.Kata qaulan sadidan disebut dua kali dalam Al-Quran.Pertama, Allah menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan dalam urusan anak yatim dan keturunan.Kedua, Allah memerintahkan qaulan sadidan sesudah takwa.
Alferd Korzybski, peletak dasar teori general semantics menyatakan bahwa penyakit jiwa , baik individual maupun sosial, timbul karena penggunaan bahasa yang tidak benar. Ada beberapa cara menutup kebenaran dengan komunikasi. Pertama, menggunakan kata-kata yang sangat abstark, ambigu, atau menimbulkan penafsiran yang sangat berlainan apabila kita tidak setuju dengan pandangan kawan kita.
Kedua, menciptakan istilah yang diberi makna lain berupa eufimisme atau pemutarbalikan makna terjadi bila kata-kata yang digunakan sudah diberi makna yang sama sekali bertentangan dengan makna yang lazim.
Contoh qaulan sadidan yaitu tidak berbohong karena Kebohongan tentulah sangat merugikan banyak pihak.Dalam perkembangan kehidupan manusia, tidak terlepas dari bohong. Sejak zaman Zabi Muhammad pun, kebohongan merambah pada periwayatan hadits-hadits nabi. Sejatinya, hadits adalah dasar hukum kedua setelah A-Quran.Memalsukan hadits nabi, berarti memalsukan agama Islam, termasuk di dalamnya hukum-hukum Islam. Namun, kebohongan tidak akan pernah bisa memasuki Al-Quran, karena keaslian Al-Quran dijamin oleh Allah.
3.     Prinsip Qaulan Maysuran
Kata qaulan maysuran hanya satu kali disebutkan dalam Al-Quran, QS. Al-Israa’: 28.Berdasarkan sebab-sebab turunnya (ashab al-nuzulnya) ayat tersebut, Allah memberikan pendidikan kepada nabi Muhammad saw untuk menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana dalam menghadapi keluarga dekat, orang miskin dan musafir.
Secara etimologis, kata maysuran berasal dari kata yasara yang artinya mudah atau gampang (Al-Munawir,1997: 158). Ketika kata maysuran digabungkan dengan kata qaulan menjadi qaulan maysuran yang artinya berkata dengan mudah atau gampang. Berkata dengan mudah maksudnya adalah kata-kata yang digunakan mudah dicerna, dimengerti,, dan dipahami oleh komunikan.
Salah satu prinsip komunikasi dalam Islam adalah setiap berkomunikasi harus bertujuan mendekatkan manusia dengan Tuhannya dan hamba-hambanya yang lain. Islam mengharamkan setiap komunikasi yang membuat manusia terpisah dari Tuhannya dan hamba-hambanya.
Seorang komunikator yang baik adalah komunikator yang mampu menampilkan dirinya sehingga disukai dan disenangi orang lain. Untuk bisa disenangi orang lain, ia harus memiliki sikap simpati dan empati. Simapti dapat diartikan dengan menempatkan diri kita secara imajinatif dalam posisi orang lain (Bennett, dalam Mulyana, 1993: 83).
Namun dalam komunikasi, tidak hanya sikap simpati dan empati yang dianggap penting karena sikap tersebut relatif abstrak dan tersembunyi, tetapi juga harus dibarengi denganpesan-pesan komunikasi yang disampaikan secara bijaksana dan menyenangkan.
4.     Qaulan Baligha
Ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit (QS An-Nissa :63).
5.     Qulan Ma’rufa
Perkataan yang baik, santun, dan tidak kasar (QS An-Nissa:5m QS. Al-Baqarah:235, 263, Al-Ahzab: 32).
6.     Qaulan Karima
Kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan (QS. Al-Isra: 23).
J.        TEKNIK KOMUNIKASI DAKWAH
Pekerjaan komunikasi da’wah ini adalah pekerjaan pokok ummat manusia yang Muslim dan tidak bisa tidak harus dilaksanakan dimana saja berada sesuai dengan keahlian dan kesanggupannya masing-masing.Secara spesifik dakwah diartikan sebagai aktifitas menyeru atau mengajak dan melakukan perubahan kepada manusia untuk melakukan kema’rufan dan mencegah dari kemungkaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka aktifitas dakwah dapat berhasil secara optimal jika didukung dengan strategi dakwah. Dakwah sebagai proses komunikasi terdiri dari Juru Dakwah atau yang disebut juga Mubalig, Umat manusia yang heterogin, lingkungan atau dimana dakwah dilaksanakan, media dakwah apa yang dipilih, dan tujuan dakwah. Dakwah dapai dilakukan langsung bertatap muka, maupun tidak langsung menggunakan media.Agar tujuan dakwah tercapai maka diperlukan adaptasi bahasa dan budaya atau adat istiadat yang dianut masyarakat.
Sementara teknik komunikasi yang dapat dilakukan dalam dakwah adalah informatif, persuasif, dan coersif. Pertama-tama diinformasikan apa yang menjadi hak dan kewajiban, diajak untuk menjalaninya, dan diberikan sanksi jika melanggar perintahNYA. Dalam penyampaiannya menggunakan bahasa seharihari yang mudah difahami masyarakat luas, jika perlu menggunakan bahasa-bahasa gaul terkini, apalagi dalam menghadapi masyarakat modern yang multikultural. Audiensnya datang dengan latar belakang yang heterogin.
Yang terpenting membangun kerukunan antar budaya, kemudian menjelaskan masalah sterotip antar suku yang harus saling menjaga untuk kebersamaan.Disinilah diperlukan hal yang terpenting untuk membangun kerukunan antar budaya.Mengingtkan persatuan adalah kekuatan besar. Jika persatuan ini memudar maka akan mengancam kekuasaan, tapi jika sebaliknya dapat memperkuat kekuasaan. Oleh karena itu dalam teknik komunikasi dakwah perlu :
1. Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran kita. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:
a. Kerangka referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi (frame of reference), maksudnya adalah bahwa ketika kita akan memberikan pesan harus memperhatikan siapa yang menjadi komunikan kita, sehingga mereka mereka dapat memahami apa yang kita sampaikan. Kerangka referensi seseorang akan berbeda dengan orang lain, ada yang berbeda secara ekstrim seperti antara murid SD dengan seorang mahasiswa atau seorang petani dengan seorang diplomat, intinya kita harus mengetahui siapa yang kita ajak bicara.
b. Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan adalah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang dapat menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan.
Sedangkan yang dimaksudkan kondisi adalah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi yang kita lakukan tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, lapar, sakit, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal semacam itu kita dapat memperhatikan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan.Akan tetapi tidak jarang pula komunikasi tetap dilakukan pada saat itu juga, disini faktor manusiawi sangat penting.
2. Pemilihan media komunikasi
Pemilihan media komunikasi juga sangat menentukan keberhasilan efektifitas dan efisiensi komunikasi yang dilakukan, apakah media elektronik, media letak, bisa juga dengan media tradisional seperti kentongan, bedug, pagelaran kesenian, atau media yang sudah modern seperti telepon, telegraf, pamflet, poster, spanduk, dan lain-lain.
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan.
3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Aktivitas komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami secara benar oleh komunikan. Untuk itu paling tidak ada dua hal yang harus dipersiapkan secara matang dalam melakukan pengkomunikasian, hal tersebut yaitu:
a.       Fokus pesan (what to say)
b.      Cara atau pendekatan dalam menyampaikan (how to say)
Semakin sederhana dan simpel pesan yang disampaikan meski yang disampaikan kompleks, maka semakin besar kemungkinan audiens memahaminya.
4. Pesan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor yang penting pada diri komunikator apabila ia melancarkan komunikasi, yaitu:
a. Daya tarik sumber
Komunikan bersedia taat pada isi pesan yang disampaikan oleh komunikator apabila komunikator ikut serta atas apa yang telah disampaikan, sehingga dengan kata lain komunikan merasa ada persamaan dengan komunikator. Disitulah seorang komunikator dikatakan berhasil karena dapat merubah opini, sikap dan perilaku komunikan.
b. Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang dapat menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator.
Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empirik (empathy).












BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya, tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai.Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist Q.S Ali-Imron:104. Proses penyampaian pesan dakwah berkaitan erat dengan proses komunikasi, baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung. Adapun tujuan dari komunikasi dakwah itu adalah sebagai berikut:
1.      Bagi setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah berarti     bertujuan untuk melaksanakan salah satu kewajiban agamanya, yaitu Islam
2.      Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya   perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan (risalah) Alqur’an dan sunnah.
Sedangkan Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah.Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Bentuk dari komunikasi dakwah interpersonal, intrapersonal, kelompok ataupun massa.
Model-model komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah diantaranya: dakwah bil lisan, dakwah bil Qalam, bil hal. Gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam bersumberkan Al-Quran:
1.      Qaulan Sadida –perkataan yang benar alias tidak dusta (QS. 4:9).
2.      Qaulan Baligha –ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit (QS An-Nissa :63).
3.      Qulan Ma’rufa –perkataan yang baik, santun, dan tidak kasar (QS An-Nissa:5m QS. Al-Baqarah:235, 263, Al-Ahzab: 32).
4.      Qaulan Karima –kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan (QS. Al-Isra: 23).
5.      Qaulan Layinan –ucapan yang lemah-lembut menyentuh hati (QS. Thaha: 44).
6.      Qaulan Maysura –ucapan yang menyenangkan dan tidak menyinggung (QS. Al-Isra: 28).
Teknik komunikasi dakwah dapat dilakukan dengan cara:
1.      Mengenali sasaran komunikasi
2.      Pemilihan media komunikasi
3.      Pengkajian tujuan pesan komunikasi

4.      Pesan komunikator dalam komunikasi

0 komentar:

Posting Komentar