Senin, 04 November 2013

RENUNGAN UNTUK KITA

Assalakita’alaikum wr wb.
Saudara-saudarku.....!!!!!
Berhenti sejenak dalam kehidupan bukan berarti menyerah dalam menjalaninya, akan tetapi terkadang diri ini , tubuh ini perlu di "refresh" sejenak agar mampu mengevaluasi, apa saja yang telah kita lakukan selama ini, apakah banyak kebaikan atau keburukan?  Mari kita bersama-sama bermuhasabah diri atas apa yang telah kita lalui.

Saudara – saudaraku
Marilah dengan perlahan – lahan, kita tundukan kepala, kemudian pejamkanlah mata, rasakanlah ketenangan... rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi. Bayangkan seakan – akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali... Dan di ujung jalan itu ada sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi, di atas kursi itu duduk seorang wanita, kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah ibu kita, ibu kita yang tercinta. Dialah seorang wanita yang telah mengandung kita di dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika melahirkan kita ia berjuang antara hidup dan mati, menahan sakit, dan bersimbah darah ketika menghadirkan kita ke dunia.  Ibu adalah sosok wanita yang sangat tegar dan penuh pengorbanan. Dan dengan perjuangan seorang ibu, kita dapat terlahir di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah kita di lahirkan dan setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Disaat kita menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang kita dengan penuh kasih sayang. Disaat kita berlatih berjalan, namun kita terjatuh dan menangis..Apa yang dilakukan ibu? Ia mengendong dan menenangkan kita. Apakah kita teringat saat kita diajak oleh ibu kita pergi ke suatu tempat, dan kita menginginkan sesuatu. kita tak pernah perdulikan seberapa besar uang ibu kita punya. Dan ibu pun, tak akan mengeluh, dan tak akan menceritakannya kepada kita bahwa uangnya terbatas. Dia tetap membelikan apa yang minta. Disaat kita melakukan kesalahan, dan membuat ibu marah kepada kita. Itu bukan tanda ibu tak sayang, melainkan ibu sangat sayang kepada kita. Ibu ingin yang terbaik untuk kita. Ibu ingin kita tak berada di jalan yang salah. Masihkah kita ingat itu semua? Sudahkah kita berterima kasih kepada Ibu kita? Sudahkah kita mohon ampun kepada ibu kita? Sungguh... banyak sekali pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Tetapi mengapa seorang anak yang sudah tumbuh besar dan dewasa tidak mau berbakti kepada ibunya? Apakah mereka merasa dirinya itu tidak lagi membutuhkan seorang ibu yang telah membesarkannya dari kecil? Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu tak akan pernah tergantikan oleh apa dan akan ada untuk anaknya selamanya meskipun anaknya tak berbakti kepadanya. Sungguh sangat besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. maka dari itu kita jangan sampai melukai hati seorang ibu yang telah banyak berkorban untuk kita. Pandangilah lagi wajah ibu kita, yang kini telah nampak semakin tua.

Di samping ibu kita, duduk seorang laki – laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahanda kita tercinta. Seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Dan sewaktu kita masih kecil, dia juga sering mengendong kita, meninabobokan kita. Sehingga kita sering tertidur di pundaknya yang bidang. Tetapi laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat – gurat diwajahnya yang keletihan, namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung jawab dan berjasa kepada keluarganya.

Apa yang telah kita lakukan kepada orang tua kita. Kita kini mungkin sering melupakannya. Bahkan mungkin kini, kedua orang tua kita telah tiada. Berdoa untuk keduanya, kita pun mungkin sering melupakannya. Ya Allah yang Maha Besar, ampunilah dosa – dosa kami, ampunilah dosa –dosa kami, ampunilah segala kelalaian kami. Mereka adalah orang – orang yang paling berjasa dalam hidup kami, mengapa ya Allah, kami menjadi orang yang sering melupakannya. 

Astagfirullah al`adzim. Ampunilah ya Allah kedua orang tua kami, tempatkanlah keduanya ya Allah di tempat yang terbaik disisi-Mu. Allahumagfir li, wa liwaalidaya warhamhumaa kamaa robayani shoghiiroo. Ya Allah ampunilah kami, dan ampunilah kedua orang tua kami, sayangilah mereka ya Allah, sebagaimana mereka menyayangi kami sewaktu kecil....

Saudara – saudaraku
marilah kita sekarang tengok suami/isteri kita masing – masing. Adakah kita sehari – hari telah menjalankan kewajiban kita kepadanya. Pasangan yang telah dijodohkan Allah bagi kita. Yang sering kita lakukan sehari –hari, dengan tidak kita sadari, kita malah sering menyakiti hatinya. Sering kita berkata – kata yang tidak semestinya. Pasangan yang begitu setia kepada kita, tapi kita sering mengkhianatinya, kita kadang ”selingkuh” kepadanya, baik terbesit  dalam pikiran maupun  perbuatan. Ya Allah ampunilah kami, banyak sekali dosa – dosa yang telah kami perbuat, apakah kami akan sanggup untuk menanggungnya, dihadapan pengadilan-Mu kelak.... Ya Allah, berikanlah kami hati yang lembut, yang tulus ikhlas mengasihi pasangan kami masing masing fi dunia wal akhiroh.

Sekarang marilah kita tengok anak – anak kita, malaikat – malaikat kecil yang telah dititipkan dan diamanahkan Allah kepada kita. Adakah kita telah memperhatikan mereka dengan seksama, memperhatikan kebutuhan hidupnya, memperhatikan pendidikannya. Kita kadang sering tidak sabar kepadanya, memarahinya, malah kadang – kadang memukulnya. Ya Allah apa yang telah kuperbuat kepada mereka. Mereka adalah buah kasih sayang kami berdua. Banyak benar kelalaian yang telah kami perbuat kepada mereka. Kalau kami mencelanya, sesungguhnya dengan tidak sadar kami telah mengajari mereka memaki dan mencela pula. Kalau kami mengasarinya, sesungguhnya kami telah menanamkan sifat kasar pula kepadanya. Jika kami membesarkan anak – anak dengan olok – olok, sesungguhnya kami telah menanamkan rasa rendah diri dalam dirinya.

Ya Allah banyak nian kelalaian kami dalam mendidik anak – anak kami. Sadar atau tidak sadar, kadang kami telah memberi mereka makan dari rezeki yang tidak halal, dari rezeki yang haram. Kelak kemudian hari anak –anak ini akan menuntut dihadapan Allah, ”Ya Allah masukkanlah ayah dan ibuku ke neraka, karena selama ini mereka telah memberiku makan dari rezeki yang haram”. Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa kami. Robbana dzolamna anfunasna = Ya Allah kami telah menzalimi diri kami sendiri. Wa illam tagfirlana wa tarhamna la nkamiunanna minal khaasirin = jika engkau tidak mengampuni dosa –dosa kami, niscaya kami adalah termasuk orang – orang yang mendapat kerugian.

Berkatilah pekerjaanku Ya Allah, berikanlah kami rezeki yang halal, melimpah dan barokah. Berikanlah kami ilmu yang manfaat, agar kami dapat mengembangkan diri kami, dan mampu mengemban amanat untuk membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Robbana atina fi dunya khasanah, wa fil akhiroti khasanah wa qina adzabanar. Walhamdu lillahhorobbil alamin.

Saudara-saudaraku
Semoga setiap langkah kaki, kedipan mata, hembusan nafas kita, dicatat oleh Allah sebagai satu kebaikan dan dihapuskan satu keburukan. Aamiin
Semoga esok lebih baik dari hari ini.


Wassalakita’alaikum warohmatullahi wa barokatuh.

0 komentar:

Posting Komentar