Assalakita’alaikum wr
wb.
Saudara-saudarku.....!!!!!
Berhenti sejenak dalam
kehidupan bukan berarti menyerah dalam menjalaninya, akan tetapi terkadang diri
ini , tubuh ini perlu di "refresh" sejenak agar mampu
mengevaluasi, apa saja yang telah kita lakukan selama ini, apakah banyak
kebaikan atau keburukan? Mari kita
bersama-sama bermuhasabah diri atas apa yang telah kita lalui.
Saudara – saudaraku
Marilah dengan perlahan
– lahan, kita tundukan kepala, kemudian pejamkanlah mata, rasakanlah
ketenangan... rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi. Bayangkan seakan –
akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali... Dan di
ujung jalan itu ada sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah
kursi, di atas kursi itu duduk seorang wanita, kita pandangi wajah wanita itu,
ternyata dia adalah ibu kita, ibu kita yang tercinta. Dialah seorang wanita
yang telah mengandung kita di dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan
ketika melahirkan kita ia berjuang antara hidup dan mati, menahan sakit, dan
bersimbah darah ketika menghadirkan kita ke dunia. Ibu adalah sosok wanita yang sangat tegar dan
penuh pengorbanan. Dan dengan perjuangan seorang ibu, kita dapat terlahir di
dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah kita di lahirkan dan setelah
itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Disaat kita
menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang kita dengan penuh kasih
sayang. Disaat kita berlatih berjalan, namun kita terjatuh dan menangis..Apa
yang dilakukan ibu? Ia mengendong dan menenangkan kita. Apakah kita teringat
saat kita diajak oleh ibu kita pergi ke suatu tempat, dan kita menginginkan
sesuatu. kita tak pernah perdulikan seberapa besar uang ibu kita punya. Dan ibu
pun, tak akan mengeluh, dan tak akan menceritakannya kepada kita bahwa uangnya
terbatas. Dia tetap membelikan apa yang minta. Disaat kita melakukan kesalahan,
dan membuat ibu marah kepada kita. Itu bukan tanda ibu tak sayang, melainkan
ibu sangat sayang kepada kita. Ibu ingin yang terbaik untuk kita. Ibu ingin kita
tak berada di jalan yang salah. Masihkah kita ingat itu semua? Sudahkah kita
berterima kasih kepada Ibu kita? Sudahkah kita mohon ampun kepada ibu kita? Sungguh...
banyak sekali pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Tetapi mengapa seorang
anak yang sudah tumbuh besar dan dewasa tidak mau berbakti kepada ibunya?
Apakah mereka merasa dirinya itu tidak lagi membutuhkan seorang ibu yang telah
membesarkannya dari kecil? Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu tak akan
pernah tergantikan oleh apa dan akan ada untuk anaknya selamanya meskipun
anaknya tak berbakti kepadanya. Sungguh sangat besar pengorbanan seorang ibu
kepada anaknya. maka dari itu kita jangan sampai melukai hati seorang ibu yang
telah banyak berkorban untuk kita. Pandangilah lagi wajah ibu kita, yang kini
telah nampak semakin tua.
Di samping ibu kita,
duduk seorang laki – laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahanda kita
tercinta. Seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari
nafkah untuk menghidupi keluarga. Dan sewaktu kita masih kecil, dia juga sering
mengendong kita, meninabobokan kita. Sehingga kita sering tertidur di pundaknya
yang bidang. Tetapi laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat –
gurat diwajahnya yang keletihan, namun dia adalah seorang laki –laki yang
bertanggung jawab dan berjasa kepada keluarganya.
Apa yang telah kita lakukan
kepada orang tua kita. Kita kini mungkin sering melupakannya. Bahkan mungkin
kini, kedua orang tua kita telah tiada. Berdoa untuk keduanya, kita pun mungkin
sering melupakannya. Ya Allah yang Maha Besar, ampunilah dosa – dosa kami,
ampunilah dosa –dosa kami, ampunilah segala kelalaian kami. Mereka adalah orang
– orang yang paling berjasa dalam hidup kami, mengapa ya Allah, kami menjadi
orang yang sering melupakannya.
Astagfirullah al`adzim. Ampunilah ya Allah kedua orang tua kami, tempatkanlah keduanya ya Allah
di tempat yang terbaik disisi-Mu. Allahumagfir li, wa liwaalidaya
warhamhumaa kamaa robayani shoghiiroo. Ya Allah ampunilah kami, dan
ampunilah kedua orang tua kami, sayangilah mereka ya Allah, sebagaimana mereka
menyayangi kami sewaktu kecil....
Saudara – saudaraku
marilah kita sekarang
tengok suami/isteri kita masing – masing. Adakah kita sehari – hari telah
menjalankan kewajiban kita kepadanya. Pasangan yang telah dijodohkan Allah bagi
kita. Yang sering kita lakukan sehari –hari, dengan tidak kita sadari, kita
malah sering menyakiti hatinya. Sering kita berkata – kata yang tidak
semestinya. Pasangan yang begitu setia kepada kita, tapi kita sering
mengkhianatinya, kita kadang ”selingkuh” kepadanya, baik terbesit
dalam pikiran maupun perbuatan. Ya Allah ampunilah kami, banyak sekali
dosa – dosa yang telah kami perbuat, apakah kami akan sanggup untuk
menanggungnya, dihadapan pengadilan-Mu kelak.... Ya Allah, berikanlah kami hati
yang lembut, yang tulus ikhlas mengasihi pasangan kami masing masing fi
dunia wal akhiroh.
Sekarang marilah kita
tengok anak – anak kita, malaikat – malaikat kecil yang telah dititipkan dan
diamanahkan Allah kepada kita. Adakah kita telah memperhatikan mereka dengan
seksama, memperhatikan kebutuhan hidupnya, memperhatikan pendidikannya. Kita
kadang sering tidak sabar kepadanya, memarahinya, malah kadang – kadang memukulnya.
Ya Allah apa yang telah kuperbuat kepada mereka. Mereka adalah buah kasih
sayang kami berdua. Banyak benar kelalaian yang telah kami perbuat kepada
mereka. Kalau kami mencelanya, sesungguhnya dengan tidak sadar kami telah
mengajari mereka memaki dan mencela pula. Kalau kami mengasarinya, sesungguhnya
kami telah menanamkan sifat kasar pula kepadanya. Jika kami membesarkan anak –
anak dengan olok – olok, sesungguhnya kami telah menanamkan rasa rendah diri
dalam dirinya.
Ya Allah banyak nian
kelalaian kami dalam mendidik anak – anak kami. Sadar atau tidak sadar, kadang kami
telah memberi mereka makan dari rezeki yang tidak halal, dari rezeki yang
haram. Kelak kemudian hari anak –anak ini akan menuntut dihadapan Allah, ”Ya
Allah masukkanlah ayah dan ibuku ke neraka, karena selama ini mereka telah
memberiku makan dari rezeki yang haram”. Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa kami.
Robbana dzolamna anfunasna = Ya Allah kami telah menzalimi diri kami sendiri. Wa
illam tagfirlana wa tarhamna la nkamiunanna minal khaasirin = jika engkau
tidak mengampuni dosa –dosa kami, niscaya kami adalah termasuk orang – orang
yang mendapat kerugian.
Berkatilah pekerjaanku
Ya Allah, berikanlah kami rezeki yang halal, melimpah dan barokah. Berikanlah
kami ilmu yang manfaat, agar kami dapat mengembangkan diri kami, dan mampu
mengemban amanat untuk membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari
esok lebih baik dari hari ini. Robbana atina fi dunya khasanah, wa fil
akhiroti khasanah wa qina adzabanar. Walhamdu lillahhorobbil
alamin.
Saudara-saudaraku
Semoga setiap langkah
kaki, kedipan mata, hembusan nafas kita, dicatat oleh Allah sebagai satu
kebaikan dan dihapuskan satu keburukan. Aamiin
Semoga esok lebih baik
dari hari ini.
Wassalakita’alaikum
warohmatullahi wa barokatuh.
0 komentar:
Posting Komentar