Ada beberapa alternatif pilihan Anda setelah lulus dari SMA/SMK,
diantaranya yaitu:
a.
Melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan tinggi
b.
Mengikuti
kursus atau pelatihan
c.
Memasuki
dunia kerja
d.
Memasuki
kehidupan berkeluarga
1.
Merencanakan Kelanjutan Studi
Dengan
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kesempatan memperoleh
pekerjaan yang lebih baik akan semakin besar pula. Apalagi saat ini tidak bisa
dipungkiri, persaingan begitu ketat untuk mencapai pekerjaan. Disamping itu,
didalam agama dikatakan bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu sepanjang hayat,
usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala yang
besar, kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya/hilangnya
keimanan).
Perguruan
tinggi yang tepat bukan berarti yang mahal dan terkenal, namun yang sesuai
dengan minat, kemampuan akademis, serta kondisi sosial ekonomi, disamping
kredibilitas dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Dibawah ini akan
dikemukakan berbagai informasi mengenai perguruan tinggi. Simaklah informasi
tersebut dengan baik, kemudian kerjakan tugas sesuai dengan petunjuk.
2.
Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi
Dilihat dari
statusnya, perguruan tinggi dibagi dua, yaitu: Perguruan Tinggi Negeri (PTN),
dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perguruan tinggi negeri adalah perguruan
tinggi yang dikelola oleh pemerintah baik dibawah Departemen Pendidikan
Nasional maupun dibawah Departemen lain milik pemerintah. Perguruan tinggi
swasta adalah perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perseorangan
atau kelompok atau yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat
subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan pelaksanaan pendidikan. Lain halnya
dengan perguruan tinggi swasta, pembiayaan pengelolaan pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya.
3.
Jalur, Jenjang Pendidikan, dan Bentuk Perguruan Tinggi
Ada dua jalur
pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu jalur akademik dan jalur profesional,
jalur akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana/S1), lebih menekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya. Setelah lulus dari jalur
ini, mahasiswa berhak memperoleh gelar dan terbuka kesempatan untuk terus
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (pasca sarjana). Jalur pendidikan
akademik diselenggarakan oleh Universitas, Institut serta sekolah tinggi. Jalur
profesional (sering disebut jenjang diploma)
menekankan pada penerapan keahlian tertentu. mahasiswa diarahkan pada
peningkatan kemampuan/keterampilan kerja serta aplikasi ilmu dan teknologi. Secara umum perguruan tinggi di Indonesia di
bedakan menjadi 5 (lima) jenis, Yaitu: Universitas, Institut, Sekolah Tinggi,
Akademi dan Poleteknik. Masing-masing jenis memiliki Karateristik yang berbeda.
Universitas, Menyelenggarakan
program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam
sejumlah ilmu pengetahuan tertentu. Universitas memiliki program studi paling
beragam, mulai dari ilmu eksakta sampai sosial. Institut, menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana)
dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis,
misalnya, institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan sebagainya.
Sekolah Tinggi, Menyelenggarakan
program pendidikan akademik (sarjana) dan/ atau profesional (diploma) dalam
lingkup satu disiplin ilmu tertentu, misalnya, sekolah tinggi manajemen
informatika komputer (STMIK), Sekolah tinggi Akutansi (STAN), dan sebagainya. Akademi, menyelenggarakan program
pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu
pengetahuan tertentu, misalnya Akademi Bahasa, Akademi Sekretaris, Akademi
Perawat, dan sebagainya. Politeknik,
menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang
pengetehuan khusus, misalnya politeknik elektro, politeknik manufaktur, dan
sebagainya.
4. Sistem penerimaan mahasiswa
Setiap
perguruan tinggi mempunyai cara tersendiri dalam menjaring mahasiswanya. Secara
garis besar sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri
dilaksanakan secara: non test (penelusuran bakat, minat, dan kemampuan) tes,
(ujian saringan masuk) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan, dan SPMB. Sistem
penerimaan mahasiswa baru secara non tes dilaksanakan melalui penulusuran
bakat, minat dan kemampuan dari calon mahasiswa. Biasanya perguruan tinggi akan
mengirimkan undangan (edaran) tentang penerimaan mahasiswa secara non tes
kepada sekolah menengah atas dengan persyaratan tertentu, antara lain : siswa
menduduki peringkat 1 (satu) sampai dengan 10 (tergantung dari perguruan tinggi
yang bersangkutan). Istilah yang dipergunakan oleh setiap perguruan tinggi
dalam penerimaan mahasiswa baru secara non tes berbeda-beda, seperti : PMDK
(penelusuran Minat Dan Kemampua) untuk UNJ (Universitas Negeri Jakarta), PPKB
(Program Pemerataan Kesempatan Belajar) untuk UI (Universitas Indonesia), PSSB
(Program Seleksdi Siswa Berpotensi) untuk Universitas Diponegoro, PBUD
(Penelusuran Bibit Unggul Daerah) untuk Universitas Gajahmada, dan sebagainya. Ujuan Tulis secara mandiri dilaksanakan
oleh sebagian besar perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ujian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk menjariung mahasiswa yang berpotensi secara
akademik melalui tes tetapi tidak melalui SPMB. SPMB (seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru ) merupakan seleksi ujian
masuk Perguruan Tinggi Negeri bersama yang diselenggarakan oleh Panitia Tetap
(Pantap) yang mendapat mAndat Paguyuban Tinggi Negeri di Indonesia. SPMB
diselenggarakan di kota tempat perguruan Tinggi Negeri anggota berada dan di kota-kota
lain yang dianggap strategis. Seleksi ujian diselenggarakan pada saat yang
bersamaan dan menggunakan soal yang sama.
5. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan
Tinggi Kedinasan adalah perguruan tinggi di bawah departemen lain selain
Departemen Pendidikan Nasional. Umumnya lulusan perguruan tinggi kedinasan
langsung terikat dengan departemen bersangkutan , sehingga banyak yang bisa
langsung mendapat pekerjaan tanpa harus tes lagi. Keunggulan dari Perguruan
Tinggi Kedinasan Adalah: biaya murah bahkan ada yang gratis, mendapat uang
saku, adanya kepastian kerja (prospek cerah) serta fasilitas lengkap. Untuk
dapat diterima di perguruan tinggi kedinasan dituntut syarat-syarat tertentu,
yang terkadang dirasa berat oleh sebagian kalangan siswa. Namun sebenarnya,
setiap manusia memiliki energi yang tidak terbatas untuk membangun dirinya.
Manusia dapat melakukan apa saja yang diinginkannya. Apabila memiliki obsesi
untuk sukses jalan akan terbentang
menuju tujuan, asal memiliki program dan melaksanakannya, tetap membangun
kepercayaan diri, serta lupa mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa.
6. Hal Penting Untuk Anda Ketahui Pertimbangan mendasar yang harus diperhatikan untuk studi lanjut
1.
Fokus keinginan primer ; yaitu pertimbangan cita-cita
primer pasca lulus seperti : apakah kebutuhan ekonomis, hasrat belajar dalam
bidang sains murni, atau menjadi budayawan, politikus, pengacara, pengusaha,
dan lain-lain.
2.
Fokus bakat ;
apakah teknik, social-humaniora,
kedokteran, bisnis, argrobisnis, dan lain-lain
3.
Fokus Penjurusan Bidang Studi ; Penentuan jurusan/bidang
studi harus diprioritaskan terlebih dahulu sebelum menentukan Perguruan Tinggi
yang dipilih. Jurusan /program studi terkait dengan kesuksesan studi dan
cita-cita serta bakat yang dimiliki sedangkan perguruan tinggi cenderung
berkaitan dengan pilihan tempat dan kemampuan finansial/keuangan.
4.
Fokus kemampuan ; Baik kemampuan akademik maupun non
akademik, termasuk didalamnya daya dukung ekonomi keluarga sekalipun. Misalnya,
fakultas kedokteran memang jurusan yang menjanjikan, tapi ingat masa studi
rata-ratanya mencapai 6-7 tahun dan biaya praktikum relatif lebih mahal. Jika
daya dukung ekonomi orang tua pas-pasan, tentu akan mendapat banyak masalah,
lain cerita jika orang tua Anda mampu
untuk membiayainya.
7. Mengikuti kursus / Pelatihan
Kursus : Satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas
sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mental tertentu bagi warga belajar, misalnya :
kursus komputer, kursus menjahit
(PP No.73 thn 1991)
Pelatihan Kerja : Keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan keterampilan atau keahlian, produktivitas,
disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan klasifikasi jabatan atau pekerjaan baik di sektor
formal maupun sektor non formal (Kep.30/Men/99)
Pendidikan/Kursus
dan Pelatihan
Pada dasar antara pendidikan dan pelatihan memiliki substansi yang
sama yaitu proses transformasi untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,
kompetensi dengan suatu cara/metode tertentu dan ditempat tertentu. Kalau
pendidikan formal adanya di Sekolah atau Perguruan Tinggi sedangkan Pelatihan
adanya di tempat Kursus atau Diklat - diklat di Lembaga yang telah memiliki
legalitas. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat
dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia, yang di dalamnya
terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga manusia.Tujuan
yang baik dalam sebuah training adalah memiliki kemampuan untuk melakukan
sesuatu (doing something), bukan
memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knowing something).
Perbedaan utama dari Training
dan Pendidikan terletak pada beberpa hal, yaitu: waktu (training dalam jangka waktu singkat,
sedangkan pendidikan lebih lama), bidang kajian (training spesifik, pendidikan lebih luas), dan tujuan (training untuk meningkatkan kinerja/skill tertentu yang langsung diterapkan
dalam pekerjaan, sedangkan pendidikan lebih umum dan menyeluruh). Training
lebih menekankan learning by doing
dan penguasaan secara parsial, sedangkan pendidikan lebih berupa penambahan
pengetahuan secara keseluruhan, penanman konsep serta pembentukan pola pikir
dan pola sikap.
8. Memasuki Dunia Keja
Bekerja merupakan
suatu kebutuhan manusia, dengan bekerja manusia berharap akan dibawa kepada
keadaan yang lebih baik dan memuaskan bagi dirinya. Pekerjaan adalah sumber
penghasilan, kesempatan mengembangkan diri, serta aktualisasi diri, disamping
untuk berbakti. Sebagai suatu kesempatan hendaknya pekerjaan tidak disia-siakan
dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bekerja merupakan perwujudan
citra manusia dari Tuhan yang diberi kemampuan untuk menguasai alam semesta
secara bijaksana dan bertanggung jawab. Karena itu orang yang tidak mau atau
malas bekerja adalah orang yang tidak
menjunjung martabat diri sendiri sebagai manusia.
Untuk mendapatkan pekerjaan ada beberapa tahap yang harus
dilaksanakan:
a.
Mencari
lowongan kerja
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mencari dan memilih pekerjaan, yaitu :
·
Mendaftarkan
diri ke Departemen Tenaga Kerja sebagai calon pencari kerja
·
Membaca
koran atau majalah yang memuat lowongan kerja
·
Melihat
informasi lowongan kerja melalui medis elektronik, seperti televisi, internet
dan sebagainya
·
Rajin
mengunjungi pusat-pusat perkantoran dan pameran bursa kerja
·
Bergaul
dan bertanya kepada orang-orang yang sudah bekerja
·
Memantapkan
rasa percaya diri
b.
Mengikuti
Tes (Seleksi)
Setiap
calon tenaga kerja pada umumnya harus mengikuti tes (seleksi) seleksi tersebut
biasanya:
·
Seleksi
administrasi. Merupakan seleksi terhadap berkas yang dikirim. Kelengkapan
berkas persyaratan yang diminta merupakan penentu kelulusan tes ini. Pada
umumnya persyaratan yang diminta oleh penerima tenaga kerja adalah : surat
lamaran, fotocopy ijazah/STTB, fotocopy KTP, Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK) dari kepolisian, pasfoto ukuran 3X4 atau 4X6, dan Daftar
Riwayat Hidup
·
Seleksi
Akademis. Merupakan seleksi yang berhubungan dengan penalaran/ kemampuan belajar.
Biasanya seleksi ini bersifat tertulis. Materi tes umumnya dalam Bidang Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris dan Pengetahuan Umum
·
Psikotest
(test kemampuan secara keseluruhan) psikotes dilaksanakan untuk mengetahui
seberapa besar kesesuaian antara pekerjaan dengan kepribadian pelamar kerja.
Tes ini meliputi tes bakat, minat, kecepatan dan ketelitian kerja, sikap kerja.
·
Tes
wawancara. Setelah mengalami beberapa kali seleksi, pihak pencari tenaga kerja
biasanya memanggil para pelamar yang memenuhi kriteria penilaian untuk
mengikuti wawancara.
·
Seleksi
Kesehatan (tes fisik) tes fisik dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana
kesesuaian secara fisik antara pelamar kerja dengan tuntutan pekerjaan.
Biasanya tes ini meliputi tes penglihatan, pendengaran, ketahanan fisik dan
sebagainya.
9. Memasuki Kehidupan Keluarga
Tuhan
menciptakan manusia berpasang-pasangan. Menikah/ berkeluara merupakan salah
satu kebutuhan manusia untuk melanjutkan keturunan. Menikah hukumnya wajib bagi
yang sudah mampu. Namun demikian untuk berumah tangga tidaklah mudah. Untuk
memasuki kehidupan berkeluarga/ menikah diperlukan berbagai macam pertimbangan.
Kesiapan secara fisik maupun ekonomi sangat diperlukan disamping kesiapan
mental.
Ketika Anda
memutuskan untuk menikah berarti Anda sudah harus siap bertanggung jawab, bukan
hanya untuk diri sendiri, tetapi terhadap anak, keluarga suami/istri Anda, dan
lingkingan. orang yang sudah berumah tangga secara otomatis sudah dianggap
dewasa, walaupun secara usia masih belia. Berbagai macam tanggung jawab
ekonomi, sosial, moral akan dibebankan kepada Anda. Anda dituntut untuk dapat
memberi nafkah apabila Anda laki-laki, dapat memelihara keluarga (anak dan
suami) apabila Anda perempuan. Disamping itu, lingkungan dan keluarga akan
menuntut Anda untuk Bertanggung Jawab layaknya orang dewasa baik secara
ekonomi, sosial, etika dan moral.
Sekiranya
Anda setelah lulus SMA/SMK memutuskan untuk menikah harus diperhatikan secara
matang. Karena pernikahan di usia dini umumnya mengalami banyak hambatan dan
tantangan.
Sumber: _________, Kumpulan Lengkap Materi Bimbingan dan Konseling, Paramitra Publishing, Yogyakarta,____
0 komentar:
Posting Komentar