Minggu, 03 November 2013

RESUME BUKU: RAHASIA IBADAH ORANG SAKIT

BAB I
HIDUP ADALAH UJIAN
A.    Ketika Ujian Diturunkan
Berapa banyak ujian berupa musibah yang telah terjadi sepanjang sejarah manusia, baik dalam skala Individu maupun dalam skala Komunial (umat).
Musibah diturunkan oleh Allah dengan dua Tujuan:
1.      Sebagai Fitnah dan Murka Allah
Apablia musibah yang terjadi itu menimpa  seseorang atau umat yang membangkang dan kufur terhadap kebesaran Allah maka bencana yang menimpa mereka adalah azab dan murka Allah Swt. Al-Quran menjelaskan hal tersebut sebagai tanda kebencian Allah karena dosa-dosa yang diperbuat manusia.
2.      Musibah sebagai Ujian yang Dicintai Allah
Musibah dan ujian yang menimpa para nabi Allahdan orang-orang saleh merupakan sarana meraih segala bentuk kebaikan. Karena dibalik musibah dan cobaan, pasti ada kebaikan yang menjadi tangga untuk mengantarkan mereka ke derajat yang lebh tiggi di sisi Allah Swt. Kesabaran, ketawakalan dan keikhlasan mereka menjadi cara unuk mengetuk surga-surga Allah yang Sarat dengan anugerah dan keridhoannya.
B.     Cara Manusia Menghadapi Ujian
1.      Kufur Nikmat
Ketika manusia diberi hal-hal yang menyenangkan baikharta, kedudukan, kesehatan dan waktu luang, mereka lupa diri dan tidak mnyadari bahwa semua itu adlah ujian dari Allah Swt. Mereka Lalidan tidak menggunakan semua anugerah itu untuk mencari keridhoannya, maka mereka digoongkan sebagaiorang yang kufur nikmat. Mereka yang mendapatkan golongan tersebut akan mendapatkan ancaman dari Allah sebagaimana yang terantum dalam firmannya Q.S Ibrahim:7
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ    
Artinya: dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

2.      Putus Asa
Apabila ujian itu berbentuk kesulitan hidup, mereka akan berputus asa dangundah gulana, hal ini terjadi karena ketidak tahuan mereka akan adanya hikmah dibalik segala cobaan dan ujian yang menimpanya akibatnya, akan melahirkan kesempitan hati dan jiwa dalam menjalani kehidupannya. Allah berfirman dalam Q.S Al-Hijr: 56
tA$s% `tBur äÝuZø)tƒ `ÏB ÏpyJôm§ ÿ¾ÏmÎn/u žwÎ) šcq9!$žÒ9$# ÇÎÏÈ  
Artinya: Ibrahim berkata: "tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".

3.      Sabar
Jika segala ujian itu dihadapi dengan sabar,Allah akan mencukupkan baginya pahala yang tak terputus. Allah berfirman daam Q.S. Azzumar:10
ö@è% ÏŠ$t7Ïè»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# öNä3­/u 4 tûïÏ%©#Ï9 (#qãZ|¡ômr& Îû ÍnÉ»yd $u÷R9$# ×puZ|¡ym 3 ÞÚör&ur «!$# îpyèźur 3 $yJ¯RÎ) ®ûuqムtbrçŽÉ9»¢Á9$# Nèdtô_r& ÎŽötóÎ/ 5>$|¡Ïm ÇÊÉÈ  
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

C.     Allah Bersama Orang-Orang yang Sabar
Sabar adalah kekuatan karakter yang merupakan bagian dari kekuatan Iradah (motivasi). Sabar juga merupakan bagian dari akhlak utama yang dibutukan seorang muslim daam menghadapi maslah hidupnya baik secara duniawi maupun ukhrowi. Mengingat tingginya derajat sabar menurut pandangan Allah Swt., maka orang yang memiliki kesabaran akan menapatkan perlakuan yang istimewa dari Allah, akan mendapatkan ampunan segala dosanya, dan akan mendapakan curahan kasih saya dari Dzat yang Maha Penyayang dan selalu bersama-Nya. Allah berfirman dalam Q.S. Al Baqarah: 153
$ygƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qãYÏètGó$# ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÌÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.


















BAB II
IBADAH SEBAGAI MISI UTAMA
A.    Definisi Ibadah
Secara etimologi ibadah berarti ‘Kehinaan’ dan ‘ketundukan’. Sedangkan secara terminologi ibadah adalah ketundukan dan kecintaan yang penuh terhadap Allah. Ibadah juga diartikan sebagai sesuati yang diperinthkan Allah sebagai syariat, bukan karena adanya keberlangsungan tradisi seblumnya, atau karena tuntutan logika akal manusia.
B.  Dasar-Dasar Ibadah
Ibadah harus dibangun atas tiga dasar yaitu
1.      Cinta
Cinta pada Allah dan Rasul-Nya dengan mendahulukan kehendak, perintah, dan menjauhi larangan-Nya.
2.      Takut
Ia tidak merasa takut sedikitpun kepada segala bentuk dan jenis mahluk selain kepada Allah. Dalam beribadah, ia harus merasa takut apabila ibadahnya tidak diterima oleh Allah. Maka dengan rasa takut kepada Allah seorang hamba akan snantiasa khusyu dihadapan-Nya ketika melakukan ibadah.
3.      Harapan
Yaitu harapan untuk memperloleh apa yang ada disisi Allah tanpa merasa putus asa. Seorang hamba dituntut untuk senantiasa berharap kepada Allah dengan harapan yang sempurna,
C.     Hakikat Ibadah
Hakikat ibadah menurut Imam Ibnu Taimiyah adalah sebuah terminologi intergral yang mencakup segala sesuatu yang dicintaidan diridhoi Allah Swt. Baik itu berupa perbuatan maupun ucapan yang tampak maupun yang tersembunyi.


D.    Ibadah dan Kemerdekaan Manusia
Seluruh rangkaian ibadah dalam islam bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan agar sesuai dengan fitraahnya. Sebab kemanusiaan tidak akan hidup mulia sesuai dengan yang Allah tetapkan, kecuali apabila manusia terbebas dari segala bentuk kemusrikan dan penyembahan terhadap hawa nafsu dan tuhan-tuhan palsu yang berbentuk Thaghut.
E.     Syarat-Syarat Ibadah
Ibadah yang dilakukan oleh setiap muslim harus mengacu pada dua syarat yang mutlak yaitu:
1.      Ikhlas
2.      Sesuai dengan Syariat/Sunah, yaitu seluruh perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, harus sesuai dengan apa yang deprintahkan Allah dan Rasul-Nya.














BAB III
IBADAH DAN RUKHSHAH
Ibadah terbagi dua yaitu ibadah Mahdhah dan ibadah Ghair mahdhah. Ibadah Mahdhah  adalah ibadah yang dalam pelaksanaannya berhubungan langsung dengan Allah Swt. Ibadah Ghair Mahdhah adalah ibadah yang dalam pelaksanaannya bersifat horizhontal dengan sesama manusia. Sedangkan Rukshah adalah keringanan yang diberikan pada seseorang dalam melaksanakan ibadah, Rukshah  diberikan hanya kepada orang-orang yang memiliki udzur melakukan ibadah, rukshah  bisa berupa pergantian ibadah yang satu dengan bentuk ibdah yang lain seperti:mengganti wudhu dengan Tayamum.
Adapun ibadah shalat wajib Rukshahnya hanya terjadi pada hal-hal dibawah ini.
1.      Seseorang yang tertidur atau lupa sehingga waktu shalat yang ditentukan berlalu.
2.      Seseorang melakukan perjalanan dan telah mencapai jarak tertentu menurut ketentuan syar’i ia mendapatkan keringanan untuk menjama dan mengkhashar.
3.      Seseorang dalam kondisi perang atau darurat.
4.      Ketika seseorang berada di suatu tempat seperti hutan atau gunung, sedangkan ia tidak mengetahi arah kiblat untuk shalat dania tidak ada sarana lain untuk mengetahuinya, hingga waktu shalat telah tiba.









BAB IV
PENYAKIT, ANTARA UJIAN DAN KEBAIKAN

Hikmah dari ujian yang diberikan Allah kepada manusia diantaranya adalah.
1.      Ujian dapat berperan sebagai penebus dosa karena kelalaian dan pelanggaran manusia terhadap larangan Allah Swt.
2.      Ujan sebagai pengingat atas kualitas kesabaran seseorang
3.      Ujian sebagai tangga untuk mencapai derajat yang lebih tinggi disisi Alah Swt.

A.     Sakit Sebagai Ujian
sakit adalah sunatullah, sesungguhnyaujian yang paling ringan pada diri seseorang adalah ujian jasmani yang lazim disebut sakit.
B.     Keutamaan orang sakit
Diantara keutamaan-keutamaan yang diperoleh seorang manusia yang sabar ketka sakit adalah.
1.      Do’a orang sakit termasuk orang yang mustajab (dikabulkan) sebagaimana do’a malaikat
2.      Bagi orang yang menderita cacat mata dan ia bersabar, Allah menjanjikan balasannya yaitu Surga.
3.      Orang yang bersabar dengan penyakit yang dideritanya termasuk penduduk surga
4.      Bagi orang yang terbiasa mengerkajan kebaikan semasa lapang dan sehatnya, akan tetap dicatatkan untuk pahala kebaikannya jika ia berhalangan karena sakit
C.     Iman ketika sakit
Ketika seseorang sakit, sesuangguhnya guncangan erada imannya sangatlah besar. Bebrapa kiat untuk menguatkan iman ketika sakit
1.      Berbaik sangka kepada Allah
2.      Bersabar
3.      Banyak bersyukur kepada Allah
4.      Memperbanyak istighfar dan menghisab diri sendiri
5.      Tawakal kepada Allah






















BAB V
BEROBAT
Berobat adalah sebuah upaya dalam memperoleh kesembuhan.  Beberapa hadis yang menerangkan tentang perintah berobat bagi orang sakit,
1.      Diriwayatkan dari Usamah bin Syureil oleh Ahmad dan Ashabu Sunanserta dipandang oleh Tirmidi Rasulullah bersabda, “berobatlah kamu karena Allah Ta’ala tidak menaruh penyakit kecuali menediakan obatnya, keuali  penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit tua”
2.      Diriwayatkan Ibnu Masud oleh Nasa’i dan Ibnu Maja juga oleh Hakim yang menyatakan sahnya hadits ini, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit melinkan jugamenurunkan obatnya. Maka dari itu,  berobatah kamu!”
3.      Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika sakit telah diobati, ia akan sembuh dengan ijin allah”
A.    Berobat Dengan Barang Yang Haram
Para ulama berpendapat bahwa pengobatan dengan barang yang haram hukumnya haram. Pendapat ini berlandaskan dalil berikut.
GDiriwayatkan oleh Baihaki dari Ummu Salamah dan dinyatakan sah hadits ini oleh Ibnu Hibban bahwa Nabi Saw. bersabda ”Sesungguhnya Allah tiada menjadikan obat dari barang yang diharamkan atasmu”
1.      Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Darda bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “sesungguhnya Allah menurunan penyakit dan obat, serta menjadikan bagi setiap penyakit itu obatnya. dari itu berobatkah kamu, tapi jangan berobat dengan yang haram!”
B.     Berobat Kepada Dokter Non-Muslim
Dalam buku Al-Adabusyaria’ah karangan ibu Muflih, Syaikh Taqiyudin berkata,
“Jika serang Yahudi atau Nasrani ahli dalam bidang kedokteran dan bisa dipercaya, boleh berobat kepadanya sebagaimana kita boleh menitipkan harta kita kepadanya atau berinteraksi dalam jual beli”

C.     Larangan Memakai Jimat
Seseorang boleh memakai jampi-jampi tang sesuai dengan syari’ah untuk pengobatan selama tidak mengandung kemusyrikan. Namun, islam melarang muslim menggunakan jimat untuk pengobatan. Islam melarang perbuatan itu karena hal itu termasuk Syirik.
Diriayatkan dari Uqbah bin Amin bahwa Rsaulullah Saw. bersabda “barang siapa yang menggantungkan jimat (Tamimah) maka allah tidak akan menyelamatkannya dan barang siapa menggantungkan benang sebagai penjaga (Wadi’ah), maka Allah tidak akan memeliharanya”
















BAB VI
RUQYAH
Ruqyah adalah do’a perlindungan dari kejahatan dari kejahatan Jin dan Manusia atau penyakit fisik. Do’a tersebut merupakan kumpulan dari ayat Al-Qur’an dan Hadits. Islamsangat menganjurkan ruqyah dalam menyembuhkan penyakit. Menurut Ibnu Qoyim Al-Qur’an adalah obat yang paling baik untuk menyembuhkan segala jenis penyakit.
Syarat syarat Ruqyah diantaranya adalah sebagai berikut
1.      Ruqyah tersebut harus firman Allah Swt. dan sabda Rasulullah Saw.
2.      Diucapkan dalam bahasa arab yang fasih dan daat diketahui artinya.
3.      Pelaku ruqyah harus yakin bahwa penyakit akan disembuhkan atas ijin Allah
4.      Uqyah tidak boleh silakukan di tempat dan dikeadaan yang diharamkan atau bid’ah
5.      Ruqyah tidak boleh dilakukan oleh tukang sihir, dukun atau peramal
6.      Ruqyah tidak boeh mngandung ungkapan-ungkapan atau simbol-simbol haram, karena Allah tidak menyimpan obat dalam simbol yang haram
Do’a-do’a Ruqiyah
Ada 64 ayat yang bisa dibacakan untuk meruqyah
1.      Q.S Al-fatihah:1-7
2.      Q.S Al-Baqarah: 1-5, 255, 286-286,
3.      Q.S Ali Imran: 85, 173-174
4.      Q.S Al-An’am: 17
5.      Q.S Al-A’raf: 54
6.      Q.S Al-Isra: 85
7.      Q.S Al-M’uminun : 115-118
8.      Q.S Ash-Shafat: 1-10
9.      Q.S Al-Mukmin: 1-3
10.  Q.S Al-Ahqaf: 29-32
11.  Q.S Ar-Rahman: 33-35
12.  Q.S. Al-Qalam 51-52
13.  Q.S. Al-Ikhlas 1-4
14.  Q.S. Al-Falaq: 1-5
15.  Q.S. An-nas:1-6

















BAB VII
CARA ORANG SAKIT BERTHAHARAH
Thaharah yang berarti bersuci memiliki dua sifat, pertama bersifat hakiki yaitu bersuci dengan air dari segala jenis kotoran baik hadats besar maupun hadats kecil. Kedua  bersifat maknawi yaitu mensucikan diri dari sifat-sifat tercela.
Beberapa cara orang sakit bersuci, yaitu :
1.      Tayamum. Apabilaia tidak mampu bersuci dengan menggunakan air karena lemah dan khawatir akan bertambah berat penyakitnya dibolehkan untuk bertayamum.
2.      Boleh dibantu oleh orang lain. apabila orang sakit tidak mampu bersuci dengan sendiri maka ia dibolehkan dibantu oleh orang lain.
3.      Apabila sebagian anggota tubuh terdapat luka yang tidak mmungkinkan dibasuh dengan air, maka boleh bersuci dengan cara mengusapnya dengan air.
4.      Apabila orang sakit ingin bertayamum diatas tanah atau dinding tidak memungkinkan, maka boleh baginya dengan cara meletakkan tangannya dalam satu wadah atau alat apapun seperti sapu tangan.








BAB VIII
CARA ORANG SAKIT MENUNAIKAN SHALAT DAN PUASA
Dalam syari’at islam tidak ada rukhsah bagi mereka yang mukallaf untuk meninggalkan shalat.yang ada hanya keringanan dan tatacara pelaksanannya.
A.    Cara Orang Sakit Shalat
1)      Apabila orang sakit ingin melakukan shalat sementara ia tidak mampu berdiri sendiri, maka ia mendapat keringanan untuk melaksanakan shalat dengan cara bersandar ke dinding atau mengguanakan alat bantu seprti tongkat.
2)      Apabila tidak mampu berdiri, bisa dengan duduk dan duduk yang paling baik adalah seperti bersila.
3)      Apabila tidak mampu duduk, maka dengan cara berbaring dengan posisi menghadapa ke kiblat. Namun abila tidak memungkinkan maka ia boleh shalat dengan menghadap ke arah yang memungkinkan ia lakukan.
4)      Apabila tidak mampu berbaring sakitnya terlalu parah, maka ia dapat melaksanakan shalat dengan cara telentang dangan kaki menghadap ke kiblat.
5)      Ruku dan sujud merupakan salahsatu rukun ibadah, namun apabila sakit dan tidak memungkinkan untuk melakukannya seperti biasa maka dapa dilakukan dengan isyarat kepala.
6)      Apabila ia tidak mampu berisyarat dengan kepalanya maka ia dapat melakukan isyarat dengan kedua matanya.
7)      Apabila ia tidak mampu melakukan isyarat kepala dan matanya, maka ia boleh shalat dengan menggunakan isyarat hatinya.
B.     Cara Orang Sakit Berpuasa
1)      Orang sakit yang bisa sembuh kembali, atasnya Qhada puasa yang ditinggalkan pada hari diluar bulan Ramadhan setelah sembuh.
2)      Orang sakit yang tidak bisa sembuh kembali, tidak atasnya Qhada puasa namun ia wajib membayar fidyah.



















BAB IX
DZIKRUL MAUT (Mengingat Kematian)
Sakit merupakan salahsatu peringatan menuju kematian, walaupun tidak sedikit hamba Allah yang mati tanpa sakit terlebih dahulu. Namun setiap orang mu’min patut mengingat kematian, kapanpun dan dimanapun.
Abu Hurairah meriwayatkan sabda Rasulullah Saw. “perbanyaklah mengingat yang menghancurkan kelezatan, yaitu mati”. (HR. Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

0 komentar:

Posting Komentar