BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dilihat dari segi bahasa kata dakwah mengandung arti
proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan
tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.Di dalam prakteknya dakwah
tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi, bahkan dakwah merupakan proses
komunikasi.
Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan
menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang
sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya..Kecenderungan umum keilmuan komunikasi
pada dasarnya dilatarbelakangi oleh sifat komunikasi yang bisa masuk dalam
setiap keilmuan serta kebutuhan keilmuan-keilmuan lain tersebut dengan
pengetahuan komunikasi.Sehingga adanya keterkaitan komunikasi dengan dakwah
yang merupakan proses atau kegiatan mengajak ( menyampaikan pesan) hanya kepada
Allah penting serta aspek- aspek yang ada didalamnya penting untuk dikaji.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan komunikasi dakwah?
2.
Apa dasar dan hukum komunikasi dakwah?
3. Bagaimana hubungan proses komunikasi dengan
penyampaian pesan dakwah?
4.
Apa tujuan komunikasi dakwah?
5.
Apa saja unsur-unsur dalam komunikasi dakwah?
- Bagaimana karakteristik proses komunikasi dakwah?
- Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah?
- Bagaimana model-model komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah?
10. Bagaimana teknik dalam komunikasi
dakwah?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi dakwah
2.
Untuk mengetahui dasar dan hukum komunikasi dakwah
3.
Untuk mengetahui hubungan proses komunikasi dengan penyanpaian pesan
dakwah
4.
Untuk mengetahui tujuan komunikasi dakwah
5.
Untuk mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi dakwah
6.
Untuk mengetahui karakteristik proses komunikasi dakwah
7.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah
8.
Untuk mengetahui model-model
komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah
9.
Untuk mengetahui prinsip komunikasi dakwah
10.
Untuk mengetahui teknik dalam
komunikasi dakwah
BAB II
KOMUNIKASI DAKWAH
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI DAKWAH
Komunikasi dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsurnya disesuaikan visi
dan misi dakwah. Menurut Toto Tasmara, bahwa komunikasi dakwah adalah suatu
bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang komunikator menyampaikan
pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan ajaran al Qur’an dan Sunnah,
dengan tujuan agar orang lain dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan
pesan-pesan yang disampaikan.
Jadi dari segi proses komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi
pada umumnya, tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan
dicapai. Adapun tujuan komunikasi pada umumnya yaitu mengharapkan partisipasi
dari komunikan atas ide-ide atau pesan-pesan yang disampikan oleh pihak
komunikator sehingga pesan-pesan yang disampaikan tersebut terjadilah perubahan
sikap dan tingkah laku yang diharapkan, sedangkan tujuan komunikasi dakwah
yaitu mengharapkan terjadi nya perubahan atau pembentukan sikap atau tingkah
laku sesuai dengan ajaran agama Islam.
Harold D. Lasswell pernah mengungkapkan suatu pertanyaan untuk
terpenuhinya suatu komunikasi melalui kata-kata bersayab, yaitu:who says
what to whom in what channel with what effect.
Apabila pertanyaan tersebut diatas dapat kita jawab, maka komunikasi
dapat kita jawab, komunikasi dakwahpun dapat memenuhi criteria tersebut:
Who :
Setiap pribadi muslim
Says what : Kepada manusia pada ?
In what Channel : Memakai media atau saluran dakwah apa saja yang
syah secara hokum?
With what Effect : Terjadinya
perubahan dalam pengetahuan
pemahaman dan tingkah laku atau
perbuatan (amal shaleh) sesuai dengan
pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikasi.
Dengan demikian unsur-unsur serta
proses komunikasi dakwah hampir sama dengan unsur-unsur dan proses komunikasi
pada umumnya.
B. DASAR DAN HUKUM KOMUNIKASI DAKWAH
Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu:
alqur’an dan hadist. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan komunikasi
dakwah didalam lingkup mahasiswa adalah:
ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ
مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون{الامران 104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru
kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”.
(Q.S Ali-Imron:104)
منرأمنكم
منكراﻓﻠﻳﻐﻴﺮﻩﺑﻴﺩﻩﻓﺄنلم يستطع فبلسا نه ﻓﺄن لم ﻳﺴﺘﻃﻊﻓﺒﻘﻠﺒﻪسوﺫﻟﻚﺍﺿﻌﻑﺍﻻﻳﻣﺎﻥ
Artinya: “ barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka
hendaklah ia mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya, apabila ia tidak
sanggup, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman” (H.R.
Bukhari)
C.
HUBUNGAN PROSES KOMUNIKASI DENGAN
PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Proses
penyampaian pesan dakwah berkaitan erat dengan proses komunikasi. Sebagai ahli
dibidang komunikasi dan praktisi dakwah, Jalaluddin Rakhmat memandang kemajuan
dibidang ilmu moderen harus disambut oleh para juru dakwah dalam mengembangkan
Islam. Dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun
elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai
komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar
belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam
penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsuang, juru dakwah akan
berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga
para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan
kebutuhan.
Baik
penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai
perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat
komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung.
D. TUJUAN KOMUNIKASI DAKWAH
Islam adalah agama yang berorientasi kepada amal shaleh, dan
menghindarkan pemeluknya maupun bukan pemeluknya dari perbuatan atau amal yang
munkar. Amal shaleh yang dimaksudkan sudah barang tentu semua tingkah laku yang
selaras sesuai dengan pedoman-pedoman dasar agama,yaitu al Qur’an dan Sunnah
Rosulullah
Salah satu tugas Rosulullah Muhammad SAW adalah membawa amanah suci
berupa menyempurnakan akhlak yang mulia kepada manusia. Dan akhlak yang mulia
ini tidak lain adalah Al Qur’anul karim itu sendiri sebab hanya kepada Qur’an
sajalah setiap pribadi muslim itu berpedoman.tujuan dakwah dalam arti luas
adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik individu maupun
masyarakat. Allah berfirman:
والله يدعو الى الجنة والمغفرة باذنه
ويبين ايته للناس لعلهم يتذكرون (البقرة: 221)
Artinya: “Dan Allah menyeru kepada jalan ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya, dan dia menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar manusia
memperoleh pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah: 221)
Firman Allah tersebut secara tegas mengajak manusia agar senantiasa
beramak shaleh yang menyebabkannya dapat memasuki surga Allah.Disamping itu,
Allah juga mengajak manusia menuju kepada ampunan-Nya, jangan menyekutukan-Nya
serta jangan memenuhi hawa nafsu.
Terwujudnya Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh alam,
tidak lepas dari usaha aktivitas dakwah itu sendiri dari segi hirarki, tujuan
dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dakwah adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh
aktivatas dakwah. Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar seluruh pelaksanaan
komunikasi dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun jenis kegiatan
apa yang hendak dikerjakan kepada siapa berdakwah dengan cara bagaimana dan
sebagainya secara terperinci sehingga tidak terjadi overlapping antara
juru dakwah yang satu dengan yang lain yang hanya disebabkan masih umumnya
tujuan yang hendak dicapai.
Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya sekedar berkhotbah di
masjid,tetapi dakwah merupakan suatu aktivitas pribadi muslim dalam segala
aspeknya. Dakwah dapat menyorot semua bidang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
komunikasi dakwah itu adalah:
1. Bagi setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah
berarti bertujuan untuk melaksanakan salah satu
kewajiban agamanya, yaitu Islam
2. Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya
perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan
(risalah) Alqur’an dan sunnah.
E.
UNSUR-UNSUR
KOMUNIKASI DAKWAH
Kalau diperhatikan secara seksama dan mendalam, maka pengertian dari
pada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja yang secara khas
dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya, terletak pada cara dan tujuan
yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya usaha agar
tercapai tujuan tersebut yang meliputi unsur-unsur komunikasi dakwah yang telah
dijelaskan diatas bahwa antara komunikasi dakwah dengan dakwah hampir sama oleh
karena itu, unsur-unsur komunikasi dakwah sama isinya dengan unsur-unsur
komunikasi dakwah.
Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang
harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi
dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Subyek Komunikasi Dakwah
Suatu kegiatan dakwah akan mencapai tujuan komunikasi dakwah yang sesuai dengan
ajaran agama Islam, maka membutuhkan beberapa persyaratan diantaranya Da’i,
yang mempunyai tugas memberikan masukan-masukan demi terciptanya jiwa yang baik
kepada sasarannya. Subyek dakwah atau Da’i itu sendiri berarti orang yang
melaksanakan tugas-tugas dakwah.
Menurut Ahmad Suyuti Da’i atau مبالغ adalah berasal dari bahasa Arab " بلغ– يبلغ"yang berarti orang yang menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat
penerima dakwah.
Menurut Muriah dalam bukunya yang berjudul Metodologi Dakwah Kontemporer
bahwa Da’i dibagi menjadi dua kriteria yaitu umum dan khusus. Secara umum
adalah setiap muslim dan muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat
tidak terpisahkan dari misinya dari sebagai penganut Islam sesuai dengan
perintah "بلغو
عنىولوآية". Sedangkan secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian
khusus dalam bidang dakwah Islam dengan kesungguhan dan qodrah khasanah.
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Da’i
adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam atau risalah Allah kepada seseorang
atau kelompok sebagai sasaran dakwahnya dengan cara lisan, tulisan, ataupun
perbuatan yang nyata.
F.
KARAKTERISTIK
PROSES KOMUNIKASI DAKWAH
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam proses secara langsung komunikasi
ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal.
Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu
arah ataupun dua arah.Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa
dilakukan melalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan
sikap dan tingkah laku.
Dalam pemikiran Jalaludin Rahmattentang komunikasi
dalam persepektif dakwah bahwa dalam menyampaikan pesan dakwahnya Jalal telah
menggunakan dua bentuk penyampaian pesan dakwah.Pertama verbal, dimana pesan
komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunkan lisan atau ucapan.Kedua non
verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan.Dalam melakukan
pendekatan kepada audiennya Jalal menggunakan beberapa pendekatan.Yaitu,
persuasive dan koersif.
Adapun sifat dari pesan dakwah yang disampaikan oleh
Jalal adalah Qaulansadidan (perkataan yang benar), qawlan balighan (perkataan,
sampai), Qawlan maysura, Qawlanlayyinan, Qawlanma’rufan.Kata kunci ini
yang menjadikan dasar kesamaan pemikiran Jalaluddin Rakhmat baik dalam bidang
komunikasi ataupun dalam bidang dakwahnya.
Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi
atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara
positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan
oleh komunikator ataupun da’i. Adapun respon negatif adalah proses perlawanan
sikap komunikan atau mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana
respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang
dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar.
Karakteristik dari Jalaluddin Rakhmat sendiri bisa
menjadikan karya-karya serta pemikirannya mudah diterima dan diikuti oleh orang
lain. Gaya penulisan yang tersendiri jalal menjadikan karyanya menjadi sesuatu
yang mudah dikonsumsi orang tanpa memerlukan pemikiran yang tinggi.Dengan
demikian pemikiran jalal bisa dipahami pada setiap tingkatan.
G.
BENTUK-BENTUK
KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Bentuk-bentuk komunikasi
dalam penyampaian pesan dakwah menurut komunikasi Dakwah Jalaludin Rakhmat
mengungkapkan sebagaimana diuraikan diatas, adanya komunikasi verbal
dan non verbal, hal initelah menghantarkan Jalalluddin Rakhmat menjadi seorang
cendikiawan muslim yang pemikirannya mudah diterima pada semua golongan. Baik
intelektual, politisi, akademisi, aktifis sampai pada jamaah pengajian.Selain
itu karya-karya Jalal mudah dipahami oleh setiap pembacanya, hal ini
menunjukkan kedalaman Jalal serta kemampuan dalam penerapan keilmuan komunikasi
dan pemahaman agama yang dimiliki.
Bentuk dari komunikasi dakwah yang dilakukan oleh
Jalaluddin Rakhmat antara lain ; intra personal, Jalal mampu menerapkan apa
yang disampaikan pada proses komunikasi dakwah kedalam aktifitas kehidupan
sehari-harinya; inter personal, Jalal mampu berkomunikasi dengan orang-orang
disekelilingnya melalui pendekatan psikologi yang dimilikinya serta kematangan
dalam bidang komunikasi dakwah; komunikasi kelompok, baik secara langsung yaitu
berhadapan dengan audien pada saat mengisi forum ilmiah atau pengajian ataupun
secara tidak langsung melalui tulisan atau media televisi dapat dilakukan oleh
Jalal; komunikasi massa dalam pemikiran Jalaluddin Rakhmat dituangkan dalam
buku Psikologi Komunikasi.
Buku ini termasuk kategori the best seller.Pasalnya
sampai sekarang ini sudah dicetak ulang 16 kali dengan 2 kali revisi, bahkan
pihak penerbit sudah minta revisi yang ketiga kalinya guna cetak ulang yang ke
17. penilis ingin mengajak para pembaca untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dengan sesama manusia. Karena berdasarkan penelitian, sebagian besar ( sekitar
70 % ) waktu bangun dalam hidup kita ini digunakan untuk komunikasi. Dengan
memahami sisi psikologis seseorang dan massa. Kita sanggup membuka “topeng” dan
menjawab pertanyaan “mengapa”.Psikologi melihat komunikasi sebagi perilaku
manusiawi, menarik, melibatkan siapa saja dan dimana saja dan kapan saja.
H.
MODEL-MODEL
KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Model-model komunikasi dalam
penyampaian pesan dakwah yang dilakukan Jalaludin Rakhmat
1. Dakwah Bil-Lisan
Pertama, Dakwah
Bil Lisan. Dakwahbil-lisan yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dilakukan
dikampung tempatnya tinggal.Berbekal pengkaderan di Muhammadiyah dan training
di Dar al-Arqam.
Bukan itu saja, selain aktif di Majlis Pendidikan
Muhammadiyah kotamadya Bandung, Jalaluddin Rakhmat juga mengabdi di Majlis
Tabligh Muhammadiyah Jawa barat.Selama menjalani studi di Amerika Serikat,
kegiatan dakwah Bil Lisan Jalaluddin Rakhmat di lakukan dengan mengisi
khutbah-khutbah jum’at. Di Bandung Jalaluddin Rakhmat selain sering menjadi
khotib di tempatnya tinggal, ia juga sering diminta mengisi khutbah dmasjid
Salman ITB Bandung.
2. Dakwah Bil-Qolam
Kedua, Dakwah
yang di lakukan oleh Jalaluddin Rakhmat adalah menggunakan media massa sebagai
media dakwahnya. Kehadiran Jalaluddin Rakhmat dengan visi Islam baru ternyata
menjadi kecemasan masyarakat sekitarnya, sehingga Jalaluddin Rakhmat dilarang
mengis pengajian di Bandung karena beliau dianggap sebagai agen syi’ah di
Indonesia.Hal ini dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia Bandung. Larangan
ceramah kepada Jalaluddin Rakhmat ternyata membuka pintu lain beliau dalam
menyampaikan pesan dakwahnya. Media massa, menjadi salah satu alternatif
aktivitas dakwah dan penuangan fikiran-fikiran Jalaluddin Rakhmat.
Sebagai seorang yang ahli dalam bidang komunikasi,
Jalaluddin Rakhmat patut disebut sebagai ahli komunikasi yang sepektakular.Hal
ini terbukti dengan karya-karya Jalal yang selalu mengalami cetak ulang demi memenuhi
kebutuhan konsumen. Buku Psikologi komunikasi yang pada tahun 2003 merupakan
hasil dari cetakan ke 20, Islam Alternatif yang pada tahun 2003 mengalami
sepuluh kali cetak, Islam Aktual yang pada tahun 2003 telah 14 kali mengalami
cetak ulang adalah beberapa karya Jalal yang sangat luar biasa.
3. Dakwah Bil Hal
Ketiga, Dakwah
yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dengan mendirikan yayasan yang bermisikan
dakwah islam. Dakwah bil hal ini Jalal lakukan dengan mendirikan Yayasan
Muthahari di Bandung, kemudian Yayasan Tazkiya Sejati di Jakarta, kemudian
Jalaluddin Rakhmat mendirikan jamaah pengajianyang dinamakan IkatanJamaah
Ahlu al-Bait Indonesia atau IJABI yang sekarang sudah tersebar sampai ke
Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung,Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang,
Banjarmasin, dan kota-kotadi Indonesia.
Untuk pengembangan dakwahnya, pada Oktober 1998
bersama-sama Haidar Baqir, Agus Effendy, Ahmad Tafsir, dan Ahmad Muhajir, Kang
Jalal mendirikan Yayasan Muthahari yang bergerak dalam bidang pendidikan dan
dakwah. Karena salah satu tujuan didirikan yayasan ini adalah “Menumbuhkan
kesadaran Islami melalui gerakan dakwah yang direncanakan secara professional.
Sukses membangun Yayasan Muthahari di Bandung, Jalal
kemudian melebarkan dakwahnya.Kali ini yang menjadi pilihan dalah ibukota
Jakarta. Dengan dukungan dana dan fasilitas dari keluarga. H. Sudharmono mantan
wakil presiden semasa Orde Baru, Kang Jalal mendirikan pusat kajian tasawuf
dengan nama “Yayasan Tazkiya Sejati”, yang beralamat dikawasan perumahan elite Jl.
Patra Kuning IX No. 6 Jakarta.
Menurut ustaz Syamsuri salah satu ketua, yayasan
Tazkiya Sejati ini memiliki dua tujuan .Pertama, ingin memperkenalkan
tasawuf kepada masyarakat perkotaan, Kedua, ingin membentuk manusia yang
memiliki dua dimensi. Dimensi pertama, dia sadar akan dirinya, dan mau akan
mengingat akan dosa-dosanya dan kembali bertobat kepada Allah. Dimensi kedua,
punya kepedulian terhadap esama.Karena betapapun tinggi derajat manusia, jika
dia tidak punya kepedulian terhadap sesame kedudukanya itu tidak ada artinya
apa-apa.
Dengankata lain Tazkiya ingin membentuk manusiayang
hubunganya dengan sesame baik (hablu min al-nas) dan hubungan dengan
tuhan juga baik (habl min Allah). Adapun materi yang diajarkan di
Tazkiya ini, khusus mengkaji tasawuf dan hal-hal yang berhubungan dengan
persoalan sufistik, seperti perbedaan tasawuf dengan pseudo sufisme.Materi
tasawuf itu sendiri dibagi menjadi dua.Satu, membicarakan tasawuf dalam
perspektif Al-Qur’an dan sunah.Dua, berbicara tentang tasawuf pada masa tabiin.
Sedang materi lainya sering ditawarkan adalah fadhilah surat yasin, al-fatihah,
Tawashul, Tabarruk, macam-macam tharekat dalam tasawuf, dan lain-lain.
Disamping kedua yayasan itu, kini Kang Jalal juga
memiliki jamaah baru, khusus bagi para penganut mazzhab syi’ah. Jamaah ini
diberi nama IJABI, yang merupakan singkatan Ikatan Jamaah Ahlu al-Bait
Indonesia, diman ini sebagai penggagas berdirinya, dan sebagai salah satu ketua
Dewan Suro,. Jamaahnya kini sudah ada diberbagai kota seperti: Jakarta Bekasi,
Bogar, Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang, Banjarmasin, dan
kota-kota lain, baik dijawa maupun diluar jawa. Bahkan kini memiliki 13 cabang
diseluruh Indonesia.
Dari uraian diatas jelas bahwa, Jalaluddin Rakhmat
menggunakan tiga model dakwah: Bil Lisan, Bil Qolam, dan Bil Hal.Dalam
melakukan aktifitanya, Jalaluddin Rakhmat mempunyai cirikahas tersendiri,
inilah yang membuat keistimewaannya. Dengan mengawali cerita menganai kondisi
Islam saat ini, jalal uraikan menggunakan bahasa yang halus dan menyentuh,
selain itu Jalaluddin Rakhmat mampu menuangkan pemikirannya dalam aktualisasi
diri dengan mendirikan yayasan yang membidangan dakwah Islam model sufi.
Komunikasi satu arah, Jalaluddin Rakhmat menyebut
komunikasi demikian sebagai komunikasi yang biadab. Komunikasi dua arah,
Jalaluddin Rakhmat menitik beratkan komunikan atau orang yang menyampaikan
pesan dakwah untuk menjadian audiens atau orang yang sedang didakwahi sebagai
mitra
Komunikasi dakwah bukan saja
harus baik dalam hal isi (konten) atau pesan (the message, what),
melainkan juga harus baik dalam hal cara (the way, how).
Prinsip Komunikasi Islam antara
lain benar, baik, amar ma’ruf nahyi munkar, dan bersumberkan Quran & Hadits
(“Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan bijak….”;
“Bicaralah yang baik atau diam…”; “Bicaralah sesuai dengan kadar
intelektualitas mereka…”; “… dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
membekas pada jiwa mereka.” (QS. An Nisa’ [4] :63)
Gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang
dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam bersumberkan
Al-Quran:
1.
Prinsip Qaulan Layyinan
Kata
qaulan Layyinan disebutkan dalam QS Thaahaa: 44 , yang bebunyi,” Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanyna dengan kata kata yang lemah lembut , mudah
mudahan ia ingat akan takut.”
Menurut
Al-Maraghi Qaulan Layyinan berarti pembicaraan yang lemah lembut agar lebih
dapat mnyentuh hati dan menariknya untuk menerima dakwah.Sedangkan menurut Ibnu
kasir ,yang dimaksud layyinan ialah kata kata sindiran / bukan dengan kata kata
terus terang.Dan menurut Al-Zuhaily mengatakan, “Maka katakanlah kepadanya
(Firaun) dengan tutur kata yang lemah lembut(penuh persaudaraan) dan manis didengar,
tidak menampakkan kekerasandan nasihatilah dia dengan ucapan yang lemah lembut
agar dia lebih tertarik karena dia akan merasa takuk dengan siksa yang
dijadikan oleh Allah melaui lisannya.” Maksudnya agar nabi Musa dan Nabi Harun
meninggalkan sikap yang kasar.
Berdasarkan
tiga pendapat diatas dapat disimpulakan Qaulan Layyinan memiliki makna
kata kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar , sikap yang bersahabat,
dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah.
Dengan
kata kata Qaulan Layyinan, orang yang diajak berkomunikasi akan merasa
tersentuh hatinya, tergerak jiwannya dan tentram batinnya , sehingga ia akan
mengikuti kita.
Dari
ayat Al-Hujurat ayat 2 , Luqman ayat 19, dan An-Nisaa ayat 158 dapat ditarik
kesimpulan yakni :
a. Larangan
bekata keras, berarti bahwa suara yang bernada keras dan tinggi akan
mendatangkan emosi yang berlebihan , mengundang setan, dan meruntuhkan akal
sehat.
b. Larangan
berkata buruk, (kata kata yang kotor)
c. Perintah
berkata lunak, yang bernada sederhana.
2.
Prinsip Qaulan Sadidan
Qaulan
Sadidan artinya pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, dan tidak
berbeli-belit.Kata qaulan sadidan disebut dua kali dalam
Al-Quran.Pertama, Allah menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan
dalam urusan anak yatim dan keturunan.Kedua, Allah memerintahkan qaulan
sadidan sesudah takwa.
Alferd
Korzybski, peletak dasar teori general semantics menyatakan bahwa
penyakit jiwa , baik individual maupun sosial, timbul karena penggunaan bahasa
yang tidak benar. Ada beberapa cara menutup kebenaran dengan komunikasi.
Pertama, menggunakan kata-kata yang sangat abstark, ambigu, atau menimbulkan
penafsiran yang sangat berlainan apabila kita tidak setuju dengan pandangan
kawan kita.
Kedua,
menciptakan istilah yang diberi makna lain berupa eufimisme atau pemutarbalikan
makna terjadi bila kata-kata yang digunakan sudah diberi makna yang sama sekali
bertentangan dengan makna yang lazim.
Contoh
qaulan sadidan yaitu tidak berbohong karena Kebohongan tentulah sangat
merugikan banyak pihak.Dalam perkembangan kehidupan manusia, tidak terlepas
dari bohong. Sejak zaman Zabi Muhammad pun, kebohongan merambah pada
periwayatan hadits-hadits nabi. Sejatinya, hadits adalah dasar hukum kedua
setelah A-Quran.Memalsukan hadits nabi, berarti memalsukan agama Islam,
termasuk di dalamnya hukum-hukum Islam. Namun, kebohongan tidak akan pernah
bisa memasuki Al-Quran, karena keaslian Al-Quran dijamin oleh Allah.
3.
Prinsip Qaulan Maysuran
Kata
qaulan maysuran hanya satu kali disebutkan dalam Al-Quran, QS.
Al-Israa’: 28.Berdasarkan sebab-sebab turunnya (ashab al-nuzulnya) ayat
tersebut, Allah memberikan pendidikan kepada nabi Muhammad saw untuk
menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana dalam menghadapi keluarga dekat,
orang miskin dan musafir.
Secara
etimologis, kata maysuran berasal dari kata yasara yang artinya mudah
atau gampang (Al-Munawir,1997: 158). Ketika kata maysuran digabungkan
dengan kata qaulan menjadi qaulan maysuran yang artinya berkata
dengan mudah atau gampang. Berkata dengan mudah maksudnya adalah kata-kata yang
digunakan mudah dicerna, dimengerti,, dan dipahami oleh komunikan.
Salah
satu prinsip komunikasi dalam Islam adalah setiap berkomunikasi harus bertujuan
mendekatkan manusia dengan Tuhannya dan hamba-hambanya yang lain. Islam
mengharamkan setiap komunikasi yang membuat manusia terpisah dari Tuhannya dan
hamba-hambanya.
Seorang
komunikator yang baik adalah komunikator yang mampu menampilkan dirinya
sehingga disukai dan disenangi orang lain. Untuk bisa disenangi orang lain, ia
harus memiliki sikap simpati dan empati. Simapti dapat diartikan dengan
menempatkan diri kita secara imajinatif dalam posisi orang lain (Bennett, dalam
Mulyana, 1993: 83).
Namun
dalam komunikasi, tidak hanya sikap simpati dan empati yang dianggap penting
karena sikap tersebut relatif abstrak dan tersembunyi, tetapi juga harus
dibarengi denganpesan-pesan komunikasi yang disampaikan secara bijaksana dan
menyenangkan.
4.
Qaulan Baligha
Ucapan
yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit (QS An-Nissa :63).
5.
Qulan Ma’rufa
Perkataan yang baik, santun, dan tidak kasar (QS
An-Nissa:5m QS. Al-Baqarah:235, 263, Al-Ahzab: 32).
6.
Qaulan Karima
Kata-kata
yang mulia dan penuh penghormatan (QS. Al-Isra: 23).
J.
TEKNIK
KOMUNIKASI DAKWAH
Pekerjaan
komunikasi da’wah ini adalah pekerjaan pokok ummat manusia yang Muslim dan
tidak bisa tidak harus dilaksanakan dimana saja berada sesuai dengan keahlian
dan kesanggupannya masing-masing.Secara spesifik dakwah diartikan sebagai
aktifitas menyeru atau mengajak dan melakukan perubahan kepada manusia untuk
melakukan kema’rufan dan mencegah dari kemungkaran.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka aktifitas dakwah dapat berhasil secara optimal jika
didukung dengan strategi dakwah. Dakwah sebagai proses komunikasi terdiri dari
Juru Dakwah atau yang disebut juga Mubalig, Umat manusia yang heterogin,
lingkungan atau dimana dakwah dilaksanakan, media dakwah apa yang dipilih, dan
tujuan dakwah. Dakwah dapai dilakukan langsung bertatap muka, maupun tidak
langsung menggunakan media.Agar tujuan dakwah tercapai maka diperlukan adaptasi
bahasa dan budaya atau adat istiadat yang dianut masyarakat.
Sementara
teknik komunikasi yang dapat dilakukan dalam dakwah adalah informatif,
persuasif, dan coersif. Pertama-tama diinformasikan apa yang menjadi hak dan
kewajiban, diajak untuk menjalaninya, dan diberikan sanksi jika melanggar
perintahNYA. Dalam penyampaiannya menggunakan bahasa seharihari yang mudah
difahami masyarakat luas, jika perlu menggunakan bahasa-bahasa gaul terkini,
apalagi dalam menghadapi masyarakat modern yang multikultural. Audiensnya
datang dengan latar belakang yang heterogin.
Yang
terpenting membangun kerukunan antar budaya, kemudian menjelaskan masalah
sterotip antar suku yang harus saling menjaga untuk kebersamaan.Disinilah
diperlukan hal yang terpenting untuk membangun kerukunan antar
budaya.Mengingtkan persatuan adalah kekuatan besar. Jika persatuan ini memudar
maka akan mengancam kekuasaan, tapi jika sebaliknya dapat memperkuat kekuasaan.
Oleh karena itu dalam teknik komunikasi dakwah perlu :
1. Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum
melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi
sasaran kita. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:
a. Kerangka referensi
Pesan
komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan
kerangka referensi (frame of reference), maksudnya adalah bahwa ketika kita
akan memberikan pesan harus memperhatikan siapa yang menjadi komunikan kita,
sehingga mereka mereka dapat memahami apa yang kita sampaikan. Kerangka
referensi seseorang akan berbeda dengan orang lain, ada yang berbeda secara
ekstrim seperti antara murid SD dengan seorang mahasiswa atau seorang petani
dengan seorang diplomat, intinya kita harus mengetahui siapa yang kita ajak
bicara.
b. Faktor situasi dan kondisi
Yang
dimaksudkan adalah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan
yang kita sampaikan. Situasi yang dapat menghambat jalannya komunikasi dapat
diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi
dilancarkan.
Sedangkan
yang dimaksudkan kondisi adalah state of personality komunikan, yaitu keadaan
fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi
yang kita lakukan tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih,
bingung, lapar, sakit, dan lain sebagainya.
Untuk
mengatasi hal semacam itu kita dapat memperhatikan komunikasi kita sampai
datangnya suasana yang menyenangkan.Akan tetapi tidak jarang pula komunikasi
tetap dilakukan pada saat itu juga, disini faktor manusiawi sangat penting.
2. Pemilihan media komunikasi
Pemilihan
media komunikasi juga sangat menentukan keberhasilan efektifitas dan efisiensi
komunikasi yang dilakukan, apakah media elektronik, media letak, bisa juga
dengan media tradisional seperti kentongan, bedug, pagelaran kesenian, atau
media yang sudah modern seperti telepon, telegraf, pamflet, poster, spanduk,
dan lain-lain.
Untuk
mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu gabungan dari
beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan
disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan.
3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Aktivitas
komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh komunikator
dapat dipahami secara benar oleh komunikan. Untuk itu paling tidak ada dua hal
yang harus dipersiapkan secara matang dalam melakukan pengkomunikasian, hal
tersebut yaitu:
a.
Fokus pesan
(what to say)
b.
Cara atau
pendekatan dalam menyampaikan (how to say)
Semakin
sederhana dan simpel pesan yang disampaikan meski yang disampaikan kompleks,
maka semakin besar kemungkinan audiens memahaminya.
4. Pesan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor
yang penting pada diri komunikator apabila ia melancarkan komunikasi, yaitu:
a. Daya tarik sumber
Komunikan
bersedia taat pada isi pesan yang disampaikan oleh komunikator apabila komunikator
ikut serta atas apa yang telah disampaikan, sehingga dengan kata lain komunikan
merasa ada persamaan dengan komunikator. Disitulah seorang komunikator
dikatakan berhasil karena dapat merubah opini, sikap dan perilaku komunikan.
b. Kredibilitas sumber
Faktor kedua
yang dapat menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada
komunikator.
Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang
komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empirik (empathy).
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi
pada umumnya, tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan
dicapai.Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu:
alqur’an dan hadist Q.S Ali-Imron:104. Proses
penyampaian pesan dakwah berkaitan erat dengan proses komunikasi, baik
penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai
perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat
komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung. Adapun tujuan dari komunikasi dakwah itu adalah sebagai berikut:
1. Bagi setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah
berarti bertujuan untuk melaksanakan salah satu
kewajiban agamanya, yaitu Islam
2. Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya
perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan
(risalah) Alqur’an dan sunnah.
Sedangkan
Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus
ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam
pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah.Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah
dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Bentuk dari
komunikasi dakwah interpersonal, intrapersonal, kelompok ataupun massa.
Model-model komunikasi dalam
penyampaian pesan dakwah diantaranya: dakwah bil lisan, dakwah bil Qalam, bil
hal. Gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang
dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam bersumberkan
Al-Quran:
1. Qaulan Sadida –perkataan yang benar alias tidak dusta
(QS. 4:9).
2. Qaulan Baligha –ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit
(QS An-Nissa :63).
3. Qulan Ma’rufa –perkataan yang baik, santun, dan tidak
kasar (QS An-Nissa:5m QS. Al-Baqarah:235, 263, Al-Ahzab: 32).
4. Qaulan Karima –kata-kata yang mulia dan penuh
penghormatan (QS. Al-Isra: 23).
5. Qaulan Layinan –ucapan yang lemah-lembut menyentuh
hati (QS. Thaha: 44).
6. Qaulan Maysura –ucapan yang menyenangkan dan tidak
menyinggung (QS. Al-Isra: 28).
Teknik komunikasi dakwah dapat dilakukan dengan cara:
1.
Mengenali sasaran komunikasi
2.
Pemilihan media komunikasi
3.
Pengkajian tujuan pesan komunikasi
4.
Pesan komunikator
dalam komunikasi
0 komentar:
Posting Komentar