Yes or No, Menguji Jatidiri Cinta
Dalam Yes Or No
pertama ini, dikisahkan, Pie, mahasiswi jurusan perikanan harus tinggal sekamar
kos dengan Kim, mahasiswi jurusan pertanian. Pie sebel banget mendapatkan
teman sekamar seorang tomboy. “Rasanya seperti sekamar dengan cowok,” kata Pie.
Hari-hari pertama sekamar dilewatkan dengan berbagai konflik. Jane (diperani
oleh Arisara Tongborisuth ), mahasiswi cantik genit, bekas teman sekamar Pie,
jatuh cinta pada Kim. Bersamaan dengan itu, Pie dan Kim mulai menemukan chemistry
romantis yang sama dan mulai saling jatuh cinta.
Perjalanan cinta sesama
perempuan ini mulai terhambat berbagai persoalan. Persoalan pertama datang dari
Van (diperani oleh Supanut Yoranun), pacar Pie yang adalah laki-laki sejati
itu. Pie berpaling dari Van dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama Kim.
Permasalahan kedua timbul dari ibunya Pie, yang jelas-jelas menolak kenyataan
bahwa putrinya ternyata berorientasi lesbian. Di bagian penghujung cerita, Kim
datang ke rumah Pie, bertemu ibunya Pie dan menyatakan ingin ‘hidup’ dengan
Pie. Ibu si Pie marah. Saat itu juga, Pie diminta mengaku apakah dia juga punya
perasaan yang sama. Pie berbohong. Ia bilang ia tidak cinta Kim. Kim patah
hati, dan pulang ke kampung halamannya di sebuah desa pertanian.
Merasa telah mengingkari
kenyataan cinta, Pie yang sebenarnya juga cinta mati pada Kim, menyusul Kim ke
desanya dan diterima dengan baik oleh ayah Kim yang seratus persen paham
keadaan putrinya yang suka sesama jenis. Kisah Yes or No 1 berakhir
dengan adegan Kim dan Pie berbaikan dengan satu pesan monolog yang berisi
percakapan Pie dengan ibunya. Dalam monolog itu, Pie minta ibunya memahami
keadaannya dan minta diberi waktu untuk membuktikan kebenaran cintanya pada
sesama jenis itu.
Film ini disutradarai
oleh Sarasawadee Wongsompetch, sutradara muda yang juga adalah seorang lesbian.
Tak diceritakan apakah para pemeran lesbian dalam film itu adalah juga lesbian
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Yang jelas, film yang
ditulis oleh Lalanon ini adalah film Thailand pertama bertema hubungan lesbian
. Sebelumnya, pada tahun 2007, ada film ‘Love of Siam’ yang bertema percintaan
sesama lelaki.
(ANALISIS TERHADAP FILM "YES OR NO")
KEABNORMALAN SEKSUIL (LESBIAN)
Diangkat dari sebuah film
Thailand yang berjudul : Yes or No
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam
kehidupan sehari-hari, seringkali dijumpai wanita yang histeris mengagumi
seorang lelaki yang memiliki kelebihan. Salah satu contohnya adalah seseorang
wanita yang berani mengatakan perasaannya pada lelaki tersebut secara langsung
dan teriak histeris agar lelaki tersebut merespon tingkah lakunya. Namun
berbanding sebaliknya dengan alur cerita dalam film yang saya analisis. Dalam tulisan
ini, saya menganalisa sebuah film yang didalamnya terdapat orang yang mengalami
kelainan psikis atau keterbelakangan pola pikirnya yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan atau pergaulan yang tidak sehat. Remaja seperti ini, pengendalian
dirinya masih terbilang labil, namun itu semua tergantung pada diri sendiri. Hal
itu terjadi karena masa remaja sangatlah sensitif dan sangat mudah untuk
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya -seperti yang dialami dalam film
tersebut- sehingga kondisi pikirannya menjadi terpengaruh yang menjadikan
wanita tersebut menjadi seorang lesbi atau penyuka sesama jenis.
Sebelumnya, kondisi psikis wanita tersebut normal. Layaknya
perempuan lain yang menyukai lawan jenisnya yang menurutnya cukup sempurna.
Namun karena lingkungan atau suatu pergaulan yang tidak sehat dan kurangnya
perhatian dari orang-orang terdekatnya maka dia menjadi wanita yang melanggar
kodrat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Perjalanan hidupnya dalam menjalani
hubungan itu sangatlah tidak mudah, banyak kalangan tertentu yang tidak setuju
dengan keberadaan pola tingkah laku yang bertentangan dengan agama.
B. Analisis
a.
Definisi Lesbian
Lesbian
adalah suatu ketertarikan seksual berlebih yang dirasakan oleh seorang wanita
kepada sesama jenisnya daripada terhadap seorang laki-laki.
Menurut
kacamata “Kesehatan Mental” Lesbian merupakan salahsatu gangguan
kejiwaan karena Lesbian termasuk ke dalam salahsatu
gejala Keabnormalan Seksuil.
Lesbian di kategorikan sebagai penyakit fisik, lambat laun
lesbian disebut-sebut sebagai penyakit sosial. Dewasa ini, lesbian sudah
menjadi alternatif style bagi kalangan tertentu.
Orang yang diserang gejala ini berkeinginan untuk berhubungan
dengan orang yang sejenis saja. Mungkin cinta sejenis ini beralasan dan mungkin
pula hanya sepihak, yaitu yang melakukan hal itu hanya satu orang saja.
Ada perbedaan antara memiliki ketertarikan pada wanita dan minat
seksual yang asli kepada wanita. Ini bukan perbedaan yang bisa dengan mudah
dijelaskan dengan kata-kata karena ini berkaitan dengan perasaan-perasaan.
Beberapa wanita memiliki ketertarikan secara fisik dan seksual yang konstan
kepada wanita, bukannya kepada lelaki. Inilah yang dinamakan lesbian.
b.
Penyebab Wanita menjadi Lesbian
Banyak sekali faktor-faktor penyebab wanita menjadi lesbian,
seperti:
1. Pengaruh
dan kebiasaan dalam keluarga.
2. Pertumbuhan
psikis-nya memang tidak diarahkan sebagaimana ia seorang perempuan.
3. Mendapat
perlakuan seksual yang tidak wajar dari lawan jenis dan mengakibatkan trauma.
Sehingga lebih menyukai sesama jenis.
4. Akibat
pengaruh pergaulan yang mengarahkan pada hal-hal yang lebih mencintai dan
menyayangi pada sesama jenis. Sehingga menjadi kebiasaan dan sudah tidak asing
lagi terhadap pasangan yang sesama jenis.
5. Kurangnya
perhatian dari faktor internal maupun eksternal yang dibutuhkan oleh pelakunya
tersebut.
c.
Ciri-ciri Lesbi
Orang yang menjadi lesbian tidak selalu mempunyai ciri yang kuat
yang membedakan dengan yang tidak lesbian. Ciri yang sering muncul, misalnya:
1. Memposisikan
diri sebagai wanita yang maskulin: penampilannya sangat maskulin, punya hobi
maskulin, posesif.
2. Menunjukkan
ketertarikan pada wanita, punya ciri khusus yang menjadi kesepakatan kaumnya.
3. Sebaliknya
ciri lesbi yang berperan sebagai feminim, biasanya penampilannya dingin,
ketergantungan tinggi pada pasangannya, tidak mandiri, sering cemas, jaga jarak
dengan wanita lain yang bukan pasangannya, sentimentil, dan memiliki sikap
dingin kepada laki-laki.
d.
Dampak Negatif dari perilaku
lesbian
1) Dampak
bagi pelakunya
·
Kelainan jiwanya akibat mencintai
sesama jenis, akan membuat jiwanya tidak stabil, dan timbul tingkah laku yang
aneh-aneh. Misalnya, jika ia seorang lesbian maka ia akan bertingkah dan
berpakaian seperti laki-laki.
·
Gangguan syaraf otak yang dapat
melemahkan daya fikir, kemauan dan semangat.
·
Terkena penyakit AIDS, yang
menyebabkan penderitanya kehilangan daya tahan tubuh
2) Dampak
bagi lingkungannya
·
Masyarakat menjadi terganggu
dengan adanya perilaku mereka yang bertingkah di luar batas kodratnya dan
berpikir untuk lebih memilih dengan memberantas tingkah laku mereka.
·
Mencemarkan nama baik orang tua
dan keluarganya
·
Teman atau sahabatnya menjadi
merasa malu karna memiliki teman yang berperilaku tidak sehat tersebut dan
menjadi lebih memilih untuk tidak bergaul dengan mereka
C. Kesimpulan
Lesbian
adalah suatu ketertarikan seksual berlebih yang dirasakan oleh seorang wanita kepada
sesama jenisnya daripada terhadap seorang laki-laki
Menurut kacamata “Kesehatan
Mental” Lesbian merupakan salahsatu gangguan kejiwaan karena Lesbian
termasuk ke dalam salahsatu gejala Keabnormalan Seksuil.
Lesbian memiliki dampak negatif baik bagi pelaku lesbi sendiri maupun bagi
lingkungan sekitarnya. Pelaku lesbian mengalami keabnormalan seksuil yang
termasuk ke dalam gangguan kejiwaan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya lesbian. Dan faktor yang
sangat berpengaruh yaitu faktor lingkungan.
D. Saran/Solusi
Perlu
diketahui cara untuk menyelesaikan masalah agar keabnormalan seksuil tersebut
tak berlanjut ke tahap berikutnya. Permasalahan keabnormalan seksuil yang
dialami oleh pelaku lesbi bisa diselesaikan dengan memberikan pengarahan
serta nasehat-nasehat yang membuat ia paham betapa dilarangnya perilaku tidak
sehat tersebut. Ada beberapa solusi yang dapat saya berikan untuk
menyelesaikan masalah-masalah persoalan tentang perilaku menyimpang.
|
a.
Solusi untuk Individual
1. Tanamkan
motivasi dalam diri agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang menyimpang.
2. Harus
memiliki konsisten dalam beribadah.
3. Selalu
mohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap langkah dan penuh
pertimbangan dalam setiap keputusan.
4. Selalu
introspeksi diri dan mohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Untuk
mengubah perilaku penyimpangan ini juga tidak mudah, pelaku harus bersedia dan
benar-benar ingin mengubah diri. Jadi masalah ini banyak tergantung pada diri
sendiri dan lingkungannya.
6. Berdo’a
dan berupaya keras karena dengan begitu perlahan
dapat membuat sadar dan takut akan melakukan hubungan yang menyimpang.
b. Solusi
untuk Lingkungan Internal
1. Orangtua
adalah yang paling wajib mengantisipasi hal itu.
2. Usahakan
untuk membawa dia ke tempat pengobatan khusus yang menangani masalah tersebut
seperti psikoterapi. Dengan cara pendekatan seperti itu, maka perlahan-lahan
dia memiliki pikiran positif untuk menjauhi dan tidak merasa takut akan hal-hal
yang membuatnya merasa tertekan.Butuh terapi rutin untuk menumbuhkan rasa
empati dan mengalihkan rasa emosi yang melatih diri meredam perasaan ingin
melakukan perilaku penyimpangan tersebut.
3. Berikan
dorongan dan dukungan dari keluarga serta orang-orang terdekatnya.
c. Solusi
untuk Lingkungan Eksternal
1. Jagalah
pergaulan dengan sesama wanita yang menarik hatinya.
2. Datangilah
majelis ilmu agama dan pelajarilah agama dari sumber yang terpercaya untuk
membentengi hati dari godaan tersebut.
3. Janganlah
terpengaruh oleh budaya barat yang mencoba mempengaruhi pikiran dan budaya
pakaian yang cenderung mengikuti budaya mereka.
0 komentar:
Posting Komentar