A.
Al- Qur’an Sebagai Kitab Dakwah
Al- Quran sering disebut
sebagai kitab dakwah, ini berarti ia menjadi sumber rujukan dasar dan referensi
otentik tentang keapaan dan kebagaimanaan dakwah. Al- Quran menyentuh banyak aspek yang
berkaitan dengan kebutuhan dan kewajiban manusia untuk berdakwah. Dapat
dikatakan bahwa Al- Quran merupakan sumber inspirasi dakwah.
Al- Quran menjelaskan identitas
kediriannya sebagai al-kitab dan hakim dan al-quran al- hakim, yaitu buku dan bacaan
hikmah yang berarti kearifan, ilmu dan kebijaksanaan yang sepadan dengan arti
filsafat, yang cinta ilmu dan cinta kebijaksanaan. Allah SWT mengenalkan buku
hikmah, mengenalkan salah satu identitas diri-Nya dengan sebutan al- ajij al
hakim yaitu Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Objek utama yang diturunkan Al-
Qur’an adalah manusia sehingga semua pernyataan, perintah, dan larangan yang
ada di dalam nya mengandung pesan moral yang diturunkan kepada manusia pada
umumnya, dan kaum muslimin pada khususnya. Manusia dalam Al- Qur’an memiliki
beberapa potensi sebagai fitrah untuk dijadikan modal yang harus diarahkan dan
diwujudkan dalam tindakan dan perbuatan nyata berupa amal shaleh.
Dalam Al- Quran ada tiga pesan
dakwah, yang pertama pesan dakwah menyangkut ajakan dan seruan pada nilai-nilai
kebaikan dan kebenaran yang prinspipil, universal, dan masih abstrak. Pesan
suci kedua menyangkut perintah penjabaran nilai-nilai kebaikan dan kebenaran
yang universal itu dalam kehidupan sehari-hari secara konkret,. Dan pesan suci
yang ketiga menyangkut pencegahan dari hal-hal yang memang ditolak dan diterima
oleh nurani manusia.
Substansi dakwah adalah suatu
kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah (system
islami ) yang sesuai fitrah dan ke haninfannya secara integral, baik melalui
kegiatan lisan, tulisan atau kegiatan nalar dan perbuatan. Pada dasarnya
hakikat dakwah merupakan upaya mengajak dna mengembalikan manusia pada fitrah
dan ke- hanifannya secara integral..
B. Dua Sisi Dakwah
Dakwah merupakan ajaran agama yang
ditujukan sebgai rahmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif, seperti
al- amn (rasa aman, tentram, sejuk). Ada dua segi dakwah yang tidak dapat
dipisahkan, tetapi dapat dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk, substansi dan forma, pesan dan cra
penyampaian, esensi dan metode. Sisi pertama yaitu isi, substansi, pesan, dan
esensi sebagai sisi primer
Sedangkan sisi kedua yaitu sisi bentuk,
forma, cara menyampaikan dan metode disebutkan dalm Quran sebagai syir’ah dan minhaj
yang dapat berbeda-beda menurut ruang dan waktu .
Cakupan dakwah
secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Apa, adalah ajaran islam dengan berbagai
dimensi dan substansi
2. Siapa pertama, yakni menyeru atau
menyampaikan adalah da’i
3. Siapa yang kedua adalah sasaran dakwah
atau mad’u
4. Cara, menunjukan metode yang digunakan
dalam kegiatan dakwah
5. Saluran, merupakan media yang digunakan
6. Untuk, menunjukkan tujuan dakwah
C. Ragam Makna Dakwah
Kata dakwah walaupun dilihat dari segi
kosakatanya berbentuk kata benda (ism), dalam pengertiannya karena termasuk
diambil (musytaq) dari fi’il muta’adi, mengandung nilai dinamika, yakni ajakan,
seruan, panggilan, permohonan. Makna tersebut mengandung unsur usaha atau upaya
yang dinamis .
Secara substansial-filosofis, dakwah
adalah segala rekayasa dan rekadaya untuk mengubah segala bentuk penyembahan
kepada Allah menuju keyakinan tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang
timpang kearah kehidupan yang lempang yang penuh dengan ketenangan batin
berdasarkan nilai- nilai islam.
Beberapa
hal penting yang dapat ditarik dari beberapa definisi operasional dakwah.
Pertama, adanya proses kondisioning mengenai pemahaman dan sikap mad’u. kedua,
adanya proses perubahan dan peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat
(mad’u) karena hakikat filosof dakwah adalah membawa orang perorang dan
masyarakat dari kekufuran pada keimanan. Ketiga, karena aktivitas dakwah
menyangkut kedua hal di atas (komunikasi dan perubahan sosial atau pembangunan),
strategi, cara, teknik pendekatannya akan terkait dengan sarana dan prasarana
kedua media hal tersebut yang berhubungan dengan berbagai aspek sosial budaya
kehidupan manusia.
D. Substansi Dakwah
Hakikat
dakwah berdasarkan Al-Quran sebagai kitab dakwah antara lain, dapat di jumpai
dalam surat An-Nahl : 125. Berdasarkan syarat ayat tersebut, hakikat dakwah
dapat dirumuskan sebagai suatu kewajiban mengajak manusia ke jalan Tuhan dengan
cara hikmah, mau’idhah hasanah, dan mujadalah yang ahsan.
Hakikat dakwah juga dapat dijumpai
dalam surat Fushilat : 33. Hakikat dakwah adalah mengajak ke jalan dengan cara
ahsanu qaula dan ahsanu amalah dengan terlebih dahulu membuktikan dirinya ( dai
) sebagai pelaksana pesan dakwah.
Enam macam rumusan definisi
dakwah sebagaimana dikemukakan para ahli. Pertama , dakwah yang menekankan
proses pemberian motivasi untuk melakukan pesan dakwah. kedua, dakwah yang
menekankan proses penyebaran dakwah dengan mempertimbangkan penggunaan metode,
media, dan pesan yang sesuai dengan mad’u. ketiga,dakwah menekankan
pengorganisasian pemberdayaan sumber daya manusia. Keempat, dakwah menekankan system
dalam menjelaskan kebenaran, kebaikan, petunjuk ajaran, menganalisis tantangan
problema kebatilan. Kelima, dakwah yang menekankan urgensi pengalaman aspek
pesan dakwah sebagai tatanan hidup manusia. Keenam, dakwah yang menekankan
profesionalisme dakwah.
E. Bentuk Pokok Dakwah
Dakwah islam pada pokoknya adalah perilaku muslim dalam
menjalankan islam sebagai agama dakwah, yang dalam prosesnya melibatkan unsur
dai, pesan dakwh, metode, media, mad’u dalam mencapai tujuan dakwah yang
melekat dengan tujuan islam sepanjang zaman di setiap tempat.
Bentuk
kegiatan dakwah.
1. Tablig islam, sebagai upaya penerangan
dan penyebaran pesan dakwah.
2. Irsyad Islam, sebagai penyuluhan dan
bimbingan Ialam.
3. Tadbir islam, sebagai upaya pemberdayaan
umat manusia.
4. Tathwir islam, sebagai upaya pemberdaya
ekonomi keumatan.
F. Pendekatan Dakwah
Pendekatan kegiatan dakwah dilakukan
dengan pendekatan dakwah bil al-qaul ( bi al-ihsan) dan bi al-af’al, (termasuk
bi al-kitabah atau al-amal). Penjabaran dari kedua kegiatan itu melahirkan
empat macam ragam dakwah, yakni tabligh dan ta’lim, irsyad , tathwir dan
tadbir.
G. Humanisasi Dakwah
Upaya
dakwah bukan semata-mata proses mengenalkan manusia kepada Tuhannya, melainkan
sebuah proses transformasi sosial.
Secara
akumulatif kegiatan dakwah merupakan kegiatan multidialog. Dari segi normative,
rujukan pengembangan dakwah harus diturunkan dari Al-Quran dan As-Sunnah serta ditelaah
secara metodologis dari term-term
tentang dakwah. Adapun dari segi realitas sosial budaya, seni dan ekonomi,
rujukan metode pengembangan dakwah perlu ditarik, ditelaah dan dipelajari dari
sejarah peradaban muslim.
0 komentar:
Posting Komentar