BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya semua siswa di sekolah
mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan bimbingan dari setiap pembimbing atau
guru. Tak terkecuali anak berkebutuhan khusus yang memiliki segala keterbatasan,
baik fisik maupun psikis.Anak-anak
berkebutuhan khusus dengan karakteristik yang unik, memerlukan penanganan
secara terpadu melalui berbagai pendekatan, baik secara medis, pedagogis,
psikologis.Seorang guru yang bertugas menangani anak-anak berkebutuhan khusus
di Sekolah Luar Biasa selain berperan sebagai seorang pengajar juga berperan
sebagai pembimbing.
Layanan bimbingan dan konseling
adalah membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut.Layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan pada anak berkebutuhan khusus terutama tuna grahita dilakukan secara
individu maupun kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.Maka
pembimbing atau konselor dituntut untuk memiliki kemampuan khusus dalam
menangani permasalahan yang dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus tersebut.
Dengan demikian kami kelompok tujuh melaporkan hasil observasi yang dilakukan
di SLB C Tuna Grahita Yayasan Silih Asih Cipadung Bandung.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus (Tuna Grahita)?
2.
Bagaimana kondisi lokasi di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan Silih Asih
Cipadung?
3.
Apa saja program yang ada di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan Silih
Asih Cipadung?
4.
Bagaimana teknik/pendekatan konseling kelompok pada anak
berkebutuhan khusus di di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan Silih Asih Cipadung?
5.
Apa manfaat layanan konseling kelompok terhadap anak berkebutuhan
khusus di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan Silih Asih Cipadung?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui definisi anak berkebutuhan khusus (tuna grahita)?
2.
Untuk mengetahui kondisi lokasi di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan
Silih Asih Cipadung
3.
Untuk mengetahui program yang ada di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan
Silih Asih Cipadung.
4.
Untuk mengetaui teknik/pendekatan konseling kelompok pada anak
berkebutuhan khusus di di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan Silih Asih Cipadung
5.
Untuk mengetahui manfaat layanan konseling kelompok terhadap anak
berkebutuhan khusus di SLB C (Tuna Grahita) Yayasan Silih Asih Cipadung
BAB II
KONSELING KELOMPOK MASALAH PENDAMPINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI
SLB C TUNA GRAHITA YAYASAN SILIH ASIH CIPADUNG BANDUNG
A.
DEFINISI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNA GRAHITA)
1.
Definisi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak
berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.[1]
Menurut Suron dan Rizzo (1979), anak
berkebutuhan khusus adalah:“anak yang memiliki perbedaan dalam keadaan dimensi
penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka adalah secara fisik, psikologis,
kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan/kebutuhan dan potensinya
secara maksimal, sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga
professional.[2]
Sedangkan menurut Mangunsong (2009) yang
merupakan Guru besar Psikologi Pendidikan di Universitas Indonesia, menyebutkan
anak berkebutuhan khusus adalah: “anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan
khusus untuk mengoptimalkan fungsi kemanuusiaannya secara utuh akibat adanya
perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya”[3]
Jadi dapat
disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus ialah anak yang memiliki
karakteristik berbeda dengan anak pada umumnya yang dikarenakan terhambatnya
fisik, psikologis, kognitif atau sosialnya yang mengakibatkan ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik, sehingga untuk mengoptimalkan fungsi kemanusiaannya
membutuhkan pendidikan khusus yang ditangani oleh tenaga professional
Yang termasuk
kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
2.
Definisi Tuna Grahita
Tunagrahita
merupakan asal dari kata tuna yang berarti “merugi” sedangkan grahita yang
berarti “pikiran”. Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (Mental Retardation) yang artinya terbelakang mental.[4]
Tuna grahita/Cacat
Ganda adalah kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada mental
intelektual (mental retardasi) sejak bayi / dalam kandungan atau masa bayi dan
anak-anak yang disebabkan oleh faktor organik biologis maupun faktor
fungsional, adakalanya disertai dengan cacat fisik[5]
Tunagrahita
juga dapat diartikan sebagai istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata.
Istilah lain untuk tunagrahita ialah sebutan untuk anak denganhendaya atau
penurunan kemampuan atau berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan,nilai,
kualitas, dan kuantitas.[6]
Jadi
tunagrahita adalah seseorang/anak yang memiliki kelainan dalam pertumbuhan dan
perkembangan mental intelektual yang disebabkan oleh faktor biologis maupun
faktor fungsional sehingga anak tersebut memiliki kemampuan intelektual dibawah
rata-rata.Tunagrahita juga memiliki istilah- istilah sebagai berikut :
a.
Lemah fikiran (feeble minded)
b.
Terbelakang mental (Mentally Retarded)
c.
Bodoh atau dungu (idiot)
d.
Cacat mental
e.
Mental Subnormal, dll.
Ciri- ciri Tuna grahita antara lain
:
a.
Kecerdasan sangat terbatas.
b.
Ketidakmampuan sosial yaitu tidak mampu mengurus diri sendiri,
sehingga selalu memerlukan bantuan orang lain.
c.
Keterbatasan minat.
d.
Daya ingat lemah.
e.
Emosi sangat labil.
f.
Apatis, acuh tak acuh terhadap sekitarnya.
g.
Kelainan badaniah khusus jenis mongoloid badan bungkuk, tampak
tidak sehat, muka datar, telinga kecil, badan terlalu kecil, kepala terlalu
besar, mulut melongo, mata sipit.
Tunagrahita
terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan
tunagrahita berat.Klasifikasi tersebut diukur berdasarkan tingkat IQ mereka.
a. Tunagrahita
Ringan (Debil)
Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak
kelebihan dan kemampuan.Mereka mampu dididikdan dilatih.Misalnya, membaca,
menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan.Tunagrahita ringan
lebih mudah diajak berkomunikasi.Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu
mencolok.Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun.Karena itu anak tunagrahita
ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.
b. Tunagrahita
Sedang (Embisil)
Tidak jauh
berbeda dengan anak tunagrahita ringan.Anak tunagrahita sedang pun mampu diajak
berkomunikasi.Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis,
membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya
akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan
sedikit pengawasan.Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya.Sedikit
perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak
tunagrahita sedang.
c. Tunagrahita
Berat (Idiot)
Anak
tunagrahita berat disebut juga idiot.karena dalam kegiatan sehari-hari
mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal.
Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya.
Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak
tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat.
B. KONDISI LOKASI
DI SLB C (TUNA GRAHITA) YAYASAN SILIH ASIH CIPADUNG
1.
Sejarah Singkat
SLB C Silih Asih merupakan lembaga
pendidikan yang pada awalnya menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak yang
mengalami cacat mental, baik yang mampu didik maupun mampu latih. SLB Silih
Asih didirikan melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 051/O/1083 tentang organisasi dan tata kerja sekolah
luar biasa Pembina Tingkat Propinsi dengan nama SLB-C Pembina Tingkat Provinsi
Daerah Kota Bandung.
Dalam perkembangannya, sejalan
dengan berlakunya Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-undang No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah yang telah ditindaklanjuti dengan PP. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, SLB Silih Asih
Bandung menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kota Bandung.
Dengan ini makna daripada nama
tersebut memiliki implikasi yang sangat luas. Khususnya terhadap penerimaan
peserta didik, yang sebelumnya hanya menerima siswa tunagrahita, sekarang
menerima dari berbagai jenis kekhususan.
Sejak tahun 2006 SLB Silih Asih
menjadi salah satu Sentra Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
(Sentra PK-PLK).Sentra PK-PLK adalah salah satu program dari Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa dengan program utamanya pengembangan ketrampilan
anak berkebutuhan khusus dalam rangka menyiapkan anak berkebutuhan khusus untuk
dapat kembali ke masyarakat dengan penerimaan yang wajar.
2.
Visi dan Misi Sekolah
Dari hasil musyawarah maka
tersusunlah visi SLB-C Silih Asih yang cukup aspiratif, dengan visi diharapkan
seluruh komponen merasa merasa memiliki dan bersama-sama berperan aktif untuk
mewujudkannya.
Adapun visi sekolah adalah sebagai
berikut :
“SLB-C Silih Asih sebagai pengembang
potensi anak untuk menghasilkan manusia mandiri sesuai dengan kemampuannya
melalui pendidikan life skill pada tahun 2015”
Untuk mewujudkan visi sekolah
diharapkan dapat diimplementasikan melalui misi sebagai berikut :
a. Membentuk
peserta didik berkebutuhan khusus untuk memliki keyakinan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
b. Menyiapkan
sarana dan prasarana pendidikan yang mampu mewujudkan lulusan
c. Meningkatkan
kompetensi, kecerdasan, bakat minat yang sesuai dengan tingkat perkembangan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik
d. Mengembangkan
penguasaan pendidikan life skill.
e. Meningkatkan
kompetensi tenaga pendidik yang memiliki kemampuan membentuk peserta didik
berkebutuhan khusus memiliki kemampuan, kemandirian, mengurus diri dan merawat
diri
f.
Meningkatkan suasana lingkungan sekolah yang ramah dan kondusif.
3.
Tujuan Sekolah
Sesuai dengan tujuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun. 2003 yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri agar menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab, maka :
Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (C) secara umum memiliki tujuan
sebagai berikut.
a.
Menanamkan keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi
seluruh keluarga sekolah.
b.
Menjadikan institusi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)
menjadi manusia mandiri sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki
anak.
c.
Menjadikan sekolah sebagai sumber informasi bagi masyarakan dalam
melayani PK (Pendidikan Khusus) dan PLK (Pendidikan Layanan Khusus)
4.
Susunan Organisasi dan Tenaga Pengajar
NO
|
JABATAN
|
NAMA
|
1
|
Kepala
Sekolah
|
Dedeh
Sadiah, S.Pd
|
2
|
PKS
Urusan Sarana/TU
|
Rudi
Rachmayanto, S.Pd
Hj.
Syarifah, S.Pd
|
3
|
PKS
Urusan Kurikulum
|
Ayi
Syarifah Auliani, S.Pd. M.Pd
Uning
Kurniasih, S.Pd
|
4
|
PKS
Urusan Kesiswaan
|
Siti
Rokayah, S.Pd
Novi
Indrawati
|
5
|
PKS
Urusan Humas
|
Juarsa,
S.Pd
Hadis
Setiawan
|
6
|
Bendahara
Umum
|
Rudi
Rachmayanto, S.Pd
Rosmawati,
S.Pd
|
7
|
Penanggung
Jawab Perpustakaan
|
Ai
Rukoyah, S.Pd
Sri
Cinrum
|
8
|
Guru Kelas:
|
|
Sunani
Pinarwati, S.Pd, Rudi Rachmayanto, S.Pd, Ai Rukoyah, S.Pd, Rosmawati, S.Pd,
Hj. Syarifah, S.Pd, Juarsa, S.Pd, Sri Cinrum, Novi Indrawati, Ayi Syarifah
Auliani, S.Pd. M.Pd, Uning Kurniasih, S.Pd, Hadis Setiawan, Yayan Nasrudin,
Ine Nurlia S. PdI
|
||
9
|
Guru PAI dan Tenaga Ahli Speech therapy
|
Sofiah, SP.d I dan Adam A, Md
|
5.
Sarana dan Prasarana
SLB C Silih Asih yang beralamatkan
di Jl. Embah Jaksa Cipadung Cibiru Bandung ini berdiri di atas tanah yang cukup
luas, kurang lebih 400 m²namun berbagi dengan luas bangunan sekolah SLB B
tunarungu. SLB C Silih Asih juga memiliki halaman depan yang relative
luas/leluasa sehingga keberadaan halaman tersebut dapat dimanfaatkan serbaguna
untuk kegiatan indoor maupun outdoor.
C.
PROGRAM YANG ADA DI SLB C (TUNA GRAHITA) YAYASAN SILIH ASIH
CIPADUNG
1.
Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SLB-C Silih Asih
meliputi sejumlah mata pelajaran, muatan lokal, program khusus dan pendidikan
vacantional
a.
Mata Pelajaran Wajib
Mata pelajaran
wajib yang diselenggarakan di SLB-C Silih Asih terdiri atas mata pelajaran
sebagai berikut:
1)
Pendidikan Agama
2)
Pendidikan Kewarganegaraan
3)
Bahasa Indonesia
4)
Matematika
5)
Ilmu Pengetahuan Alam
6)
Ilmu Pengetahuan Sosial
7)
Seni Budaya
8)
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
b.
Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Sehingga menjadi mata pelajaran
yang terdiri dari:
1)
Muatan Lokal Bahasa Sunda
Materi pokokya
adalah sebagai berikut:
a)
Mendengarkan
b)
Berbicara
c)
Membaca
d)
Menulis
2)
Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
Materi pokoknya
terdiri dari:
a)
Menerapkan kebersihan di rumah dan di sekolah
b)
Melakukan pemeliharaan lingkungan biotik, tanaman hias/apotek hidup
c)
Berperilaku disiplin dalam memelihara tanaman
d)
Membiasakan kesiagaan dalam menghadapi bencana alam
e)
Menerapkan teknologi sederhana dalam pemeliharaan lingkungan.
c.
Program Khusus
1.
Bina Diri
Program khusus
yang diberikan tunagrahita ringan dan sedang yaitu Bina Diri yang bertujuan untuk
membantu siswa ABK Tunagrahita dapat merawat diri dalam kehidupan
sehari-hari.materi pokoknya terdiri dari:
a)
Merawat Diri
b)
Mengurus Diri
c)
Menolong Diri
d)
Komunikasi
e)
Adaptasi/Sosialisasi
f)
Keterampilan Hidup
2.
Bina Gerak
Program khusus
bina gerak diberikan bagi peserta didik tuna daksa agar dapat melakukan gerak
secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup bina gerak adalah:
a)
Gerak Anggota Tubuh
b)
Pindah Diri
c)
Gerak Koordinasi Menolong Diri Sendiri
d)
Latihan Menggunakan Alat Bantu Gerak
d.
Program Vacansional
Materi pokok
dari program vacantional yaitu
1)
Menjahit
2)
Memasak
3)
Pertukangan Kayu
e.
Pengembangan Diri
Pengembangan
diri merupakan kegiatan yang bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat
bakat. Kegiatan tersebut meliputi
1)
Pembentukkan Karakter
Pembentukkan
karakter dilakukan melalui kegiatan yang dilakukan secara
a)
Rutin, seperti upacara
bendera, senam ceria, berdoa sebelum dan sesudah belajar, pemeriksaan gigi dan
kuku, membaca surat-surat pendek dan asmaul husna sebelum pembelajaran,
mengucapkan salam setelah berdo’a.
b)
Spontan, diantaranya: memberikan salam kepada guru, berempati
kepada teman, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, membiasakan budaya
antri.
c)
Keteladanan, yaitu taat pada tata tertib, tepat waktu,
berpenampilan bersih dan rapi, sopan santun, rajin dan tekun mengikuti
pelajaran.
d)
Terprogram, misalnya: peringatan hari-hari besar nasional atau
keagamaan, pesantren kilat pada bulan ramadhan, karyawisata pada akhir tahun
pelajaran, pentas kreatifitas dan seni, pramuka, shalat dhuha setiap hari
jum’at.
e)
Layanan konseling berkenaan masalah:
a.
Pengembangan kehidupan diri sendiri
b.
Parenting (advokasi ABK bagi orang tua)
c.
Pengembangan kehidupan sosial di sekolah
2)
Pengembangan Potensi dan Ekspresi Diri
Program ini
terbagi menjadi beberapa bidang pengembangan yaitu:
a)
Angklug
b)
Seni Suara
c)
Seni Tari
d)
UKS
e)
Olahraga: Senam, Permainan, Renang
f)
Melukis dan Mewarnai
g)
Cleaning Service/Kebersihan
h)
Ekstrakulikuler Pramuka.
2.
Jadwal Kegiatan
HARI
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
|
SDLB-C
|
SMPLB-C dan SMALB-C
|
||
Senin
|
Upacara
Kegiatan
belajar mengajar
|
07.30 - 08.00
08.00 – 11.00
|
07.30 - 08.00
08.00 – 12.35
|
Selasa
|
Kegiatan
belajar mengajar
|
08.00 – 11.00
|
08.00 – 12.35
|
Rabu
|
Kegiatan
belajar mengajar
|
08.00 – 11.00
|
08.00 – 12.35
|
Kamis
|
Kegiatan
belajar mengajar
|
08.00 – 11.00
|
08.00 – 12.35
|
Jum’at
|
Kegiatan
belajar mengajar
|
08.00 – 11.00
|
08.00 – 12.35
|
Sabtu
|
Ekstrakulikuler
|
08.00 – 11.00
|
08.00 – 12.35
|
D. TEKNIK/PENDEKATAN
KONSELING KELOMPOK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI DI SLB C (TUNA GRAHITA)
YAYASAN SILIH ASIH CIPADUNG
1.
Teknik Stimulus Respon
ABK diberikan stimulus dengan pemberian reward/hadiah apabila
melakukan hal-hal baik dan diberikan hukuman apabila melakukan hal yang tidak baik.
Contoh : Ketika ABK mampu menyebutkan nama temannya dengan benar,
maka ia mendapatkan penghargaan berupa tepuk tangan dari guru dan
teman-temannya juga mendapat hadiah.
Ketika ABK membuang sampah bukan pada tempatnya, konselor atau guru
memberikan hukuman untuk tidak mengikuti kegiatan out bond yang diselenggarakan
diluar sekolah.
2.
Teknik Aversion Therapy
Teknik ini bertujuan untuk menghukum
perilaku negatif dan memperkuat perilaku positif.
Contoh : ABK bernama Da’i adalah seorang penyandang tuna grahita
yang hiperaktif, ia bertingkah laku sangat liar. Konselor memberikan terapi
dengan teknik Aversion Therapy, yaitu ketika Da’i mencoret-coret dinding
kelas, konselor memfasilitasi dan mengarahkan Da’i untuk mengeksperiskan
kebiasaan mencoret-coret dinding menjadi membuat gambar di white board.
3.
Terapi Bermain
Terapi ini dilakukan dengan cara
menyisipikan nilai-nilai pendidikan, baik itu Kognitif, Afektif, dan
psikomotorik ke dalam sebuah permainan.
Dengan tujuan agar proses bimbingan terhadap ABK lebih efektif dan ABK tidak
merasa bosan dengan bimbingan-bimbingan yang dilakukan di dalam kelas.
4.
Teknik Pemberian Pelajaran Secara Tegas
Teknik ini dilakukan agar ABK
merasakan perbuatan kurang baik yang ia lakukan terhadapa orang lain. sehingga
ia berhenti melakukan perbuatan tersebut.
Contoh : ABK bernama Da’i adalah seorang penyandang tuna grahita
yang hiperaktif, ia bertingkah laku sangat liar hingga ia berani mencubit
konselor. Kemudian konselor memberikan terapi dengan teknik ini yaitu dengan
kembali mencubit konseli. Dengan demikian konseli dapat merasakan apa yang ia
perbuat kepada oranglain, sehingga dengan perlahan ia meninggalkan perbuatan
buruk tersebut.
5.
Bimbingan Spiritual
Bimbingan Spiritual di SLB C Silih
Asih dilakukan agar ABK dapat menanamkan keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Mahaesa sesuai dengan tujuan dari seklah tersebut.
Contoh : ABK diwajibkan melakukan shalat dzuhur berjama’ah dan
rutin melakukan shalat dhuha di mesjid sekolah.
6.
Penggalian Potensi
Teknik ini bertujuan untuk menggali
potensi yang dimiliki oleh ABK agar potensi tersebut dikembangkan.
7.
Pelatihan Keterampilan
ABK diberikan pelatihan
keterampilan, salahsatunya adalah pelatihan penggunaan Kompressor
(bengkel,steam) yang bekerjasama dengan Dinas
Sosial dan Toko Kue.
8.
Layanan konseling berkenaan masalah:
a.
Pengembangan kehidupan diri sendiri
b.
Parenting (advokasi ABK bagi orang tua)
c.
Pengembangan kehidupan sosial di sekolah
E.
MANFAAT LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS DI SLB C (TUNA GRAHITA) YAYASAN SILIH ASIH CIPADUNG
Manfaat yang
didapat dari seluruh proses bimbingan dan konseling terhadap Anaka Berkebutuhan
Khusus (Tuna Grahita) di SLB C Silih Asih adalah sebagai berikut.
1.
ABK dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
2.
ABK dapat hidup mandiri
3.
ABK mampu berkomunikasi
4.
ABK mampu bersosialisasi
5.
ABK dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
6.
ABK dapat mengetahui wawasan tambahan tentang unsur-unsur
baru dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Anak berkebutuhan khusus ialah anak
yang memiliki karakteristik berbeda dengan anak pada umumnya yang dikarenakan
terhambatnya fisik, psikologis, kognitif atau sosialnya yang mengakibatkan
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik, sehingga untuk mengoptimalkan fungsi
kemanusiaannya membutuhkan pendidikan khusus yang ditangani oleh tenaga
professional
Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
Tuna grahita adalah seseorang/anak
yang memiliki kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan mental intelektual
yang disebabkan oleh faktor biologis maupun faktor fungsional sehingga anak
tersebut memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata.
Penyandang cacat grahita dikelompokkan
menjadi :
1.
Debil, yaitu retardasi mental ringan.Penyandang cacat yang termasuk
dalam kelompok ini dapat dilatih dan dididik.
2.
Embisil, yaitu retardasi mental sedang. Penyandang cacat yang
termasuk dalam kelompok ini mampu latih.
3.
Idiot, yaitu retardasi mental berat. Penyandang cacat yang termasuk
dalam kelompok ini tidak dapat dilatih atau dididik karena tingkat kecerdasan
(IQ) sangat rendah, sehingga hanya mampu rawat.
Dari adanya klasifikasi tunagrahita
tersebut maka diperlukan penangan yang khusus, bimbingan dan konseling pada
ranah perbantuan anak berkebutuhan khusus tunagrahita dapat membantu
penangannya, maka sangat memungkinkan dilakukan terutama dalam bentuk konseling
kelompok, seperti yang telah dilakukan oleh SLB-C Silih Asih Cipadung.
Teknik/pendekatan yang digunakan
diantaranya:
9.
Teknik Stimulus Respon
10.
Teknik Aversion Therapy
11.
Terapi Bermain
12.
Teknik Pemberian Pelajaran Secara Tegas
13.
Bimbingan Spiritual
14.
Penggalian Potensi
15.
Pelatihan Keterampilan
16.
Layanan konseling berkenaan masalah:
d.
Pengembangan kehidupan diri sendiri
e.
Parenting (advokasi ABK bagi orang tua)
f.
Pengembangan kehidupan sosial di sekolah
Dari layanan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan secara kelompok maka dapat diperoleh
manfaat Anak berkebutuhan khusus tunagrahita dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan, dapat hidup mandiri, mampu berkomunikasi, mampu bersosialisasi,
serta dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
[1]
Anak Bekebutuhan Khusus. http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus.
(Akses 10-12-2013)
[2]
Anak Berkebutuhan Khusus = Anak Spesial.http://12046mys.blogspot.com/2013/05/anak-berkebutuhan-khusus.html
(Akses 10-12-2013)
[3]
Ibid
[4]Pengertian
Tuna Grahita.http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/pengertian-tunagrahita.html
(akses 10-12-2013)
[6]Pengertian
Tuna Grahita.http://tunagrahita.wordpress.com/2012/06/06/pengertian-tunagrahita/
(akses; 10-12-2013)
0 komentar:
Posting Komentar